Pertumbuhan industri digital di Indonesia akhir-akhir ini terbilang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya layanan berbasis aplikasi yang mempermudah aktivitas masyarakat. Bahkan berdasarkan analisis dari Ernst & Young, pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di Indonesia mengalami peningkatan 40 persen setiap tahun. Melihat potensi tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerjasama dengan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) serta KIBAR mengadakan Seminar Nasional yang bertema “Semarang Digital Economic Acceleration (SeDEA): 1000 Technopreneurs, Are You Ready ?” di Wisma Perdamaian, Jl. Mgr Sugiopranoto No.37, Semarang, Kamis (12/5).

 

Dibuka langsung oleh Direktur E-Bussines Kemenkominfo, Ir. Azhar Hasyim, seminar yang dihadiri oleh lebih dari dua ratus mahasiswa ini menghadirkan pembicara yang memang kompeten di bidang industri digital. Mereka adalah Octa Ramadani (Researcher Incubator Program di KIBAR) dan Sony Sudaryana (Staf Direktorat E-Bussines, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kemenkominfo). Dalam pidatonya, Azhar mengapresiasi Udinus sebagai instansi pendidikan yang turut mendukung program pemerintah untuk membangun ekonomi digital di Indonesia. “Keikutsertaan kampus dalam acara seperti ini sangat bagus, ini berarti universitas mendukung program pemerintah 1000 technopreneurs hingga 2020”, ujarnya.

 

Sementara itu, Octa dalam paparannya menuturkan bahwa peran start up bussines dalam mengubah dunia sangatlah besar. Namun ia mengingatkan untuk membangun start up agar menjadi besar tidaklah mudah. Hal mendasar yang perlu dipahami adalah mindset untuk membangun usaha dari bawah. Keberadaan komunitas bisnis atau start up community sangat diperlukan untuk bersama-sama membangun suatu usaha. “Yang terpenting adalah pola pikir berusaha dari bawah, join dengan komunitas agar saat gagal bisa bangkit lagi”, imbuhnya.

 

Pemerintah selaku pemangku kebijakan tentu tak tinggal diam melihat pertumbuhan industri digital di Indonesia. Sony mengaku kementerian yang dipimpin oleh Rudiantara ini telah membuat roadmap untuk mengendalikan pertumbuhan industri digital. Ia menampik kekhawatiran masyarakat bahwa adanya roadmap tersebut adalah untuk membuat aturan baru tentang industri digital. Sebaliknya, Sony menjelaskan, “Rencana kerja tersebut di dalamnya justru terdapat deregulasi yang otomatis memangkas aturan-aturan yang dinilai kurang efektif. Jadi ini kebijakan yang pro inovasi.”

 

Di sisi lain, Rektor Udinus, Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom menyambut baik atas terselenggarakannya seminar ini. “Sebagai kampus IT yang juga concern terhadap pembibitan wirausaha muda, Udinus all out mendukung mahasiswa jadi technopreneur”, ujar Edi. Ia berharap melalui kegiatan seperti ini lahir wirausahawan di bidang industri digital yang tangguh dan turut berkontribusi bagi bangsa. (*humas)

 

BERFOTO BERSAMA: (ki-ka) Sony Sudaryana Staf Direktorat E-Bussines Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom Rektor Udinus, Ir. Azhar Hasyim Direktur E-Bussines Kemenkominfo, Dr. Dwi Eko Waluyo Dekan FIB Udinus sekaligus moderator, dan Octa Ramadani Researcher Incubator Program KIBAR berfoto bersama saat seminar SeDEA di Wisma Perdamaian, Kamis (12/5). Foto : Kholid Hazmi.