Sebagai salah satu penyakit yang mematikan di dunia, diabetes menjadi hal yang ditakutkan oleh sebagian  besar masyarakat. Selain karena dampaknya yang sampai menimbulkan kematian, penyakit yang juga disebut dengan kencing manis ini cenderung susah dideteksi oleh orang awam.

 

Atas dasar hal tersebut, Praditya Swastika Ardhy, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus) menciptakan sebuah alat yang mampu mendeteksi penyakit diabetes. Dalam alat yang juga dibuat  untuk penelitian tugas akhir ini, Ardhy menggunakan urin manusia sebagai media untuk melakukan diagnosa apakah orang yang bersangkutan terkena diabetes atau tidak. “yang dibuat untuk diagnosa itu urin manusia”, imbuhnya.

 

Proses dignosa menggunakan alat yang dinamakan BOE (Bulbus Olfactory Electronic) ini tidak terlalu rumit. Sampel urin yang telah diambil lantas dimasukkan ke dalam tempat penampungan yang terdapat pada BOE. Kemudian komputer yang telah dihubugkan dengan alat tersebut akan melakuan diagnosa menggunakan sebuah program yang juga dibuat sendiri oleh Ardhy. Dalam waktu kurang dari lima menit komputer akan menampilkan hasil dari diagnosa.

 

Total waktu yang dibutuhkan oleh Ardhy sendiri selama tujuh bulan. “Enam bulan digunakan untuk membuat alat dan satu bulannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data,” paparnya.

Disinggung mengenai dana yang ia butuhkan untuk membuat alat tersebut, Ardhy mengaku tak membutuhkan dana yang banyak. “Hanya mengeluarkan Rp. 800.000 untuk melakukan penelitian ini”, imbuh Ardhy.

 

Sementara itu, koordinator kemahasiswaan Fakultas Teknik Udinus, Sari Ayu Wulandari, S.T., M.Eng., menambahkan, ke depan alat ini akan terus dikembangkan agar siap untuk digunakan oleh semua masyarakat. “Selanjutnya akan dikembangkan agar siap dipakai dan diaplikasikan semua orang, tidak hanya di laboratorium saja”, tuturnya. (*humas)