Berkembangnya era digital menjadikan banyak informasi yang mudah disebarluaskan oleh publik tanpa mengetahui keakuratan isi berita, atau sering disebut hoax. Dalam mengantisipasi beredarnya berita hoax, Selasa (2/7/2019) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) memberikan pengetahuan langsung kepada mahasiswa dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten melalui kuliah umum untuk mahasiswa program studi S1 Sistem Infomasi S1, S1 DKV, dan S1 Ilmu Komunikasi mengenai Literasi Media Digital. “Literasi media digital memang sudah dibahas saat perkuliahan, namun kami ingin menghadirkan praktisi untuk memperkuat informasi yang bisa didapat para mahasiswa, sekaligus memberikan solusi maupun tindakan preventif yang bisa dilakukan ditengah maraknya hoaks di sekitar kitam” tutur Affandy, PhD Kaprogdi Sistem Informasi Udinus.

 

Kuliah umum yang dilangsungkan di Gedung H lantai 7 kampus Udinus tersebut mendatangkan Rusman Paraqbueq, Redaktur Majalah Tempo dan Achiar M. Permana, wartawan Tribun Jateng sebagai pemberi materi. Penyebaran hoax di Indonseia menjadi kajian utama yang dibahas oleh kedua narasumber tersebut.

 

Sebuah berita harus selalu berdasarkan pada fakta yang ada. Rusman Paraqbue menjelaskan cara menilai berita yang ditampilkan benar atau tidak. “Cara memastikan sebuah berita benar sesuai fakta atau tidak, satu diantaranya adalah dengan melihat siapa yang menyampaikan informasi. Siapa disini adalah media, lihat kembali apakah media tersebut kredible atau tidak,” jelas Rusman.

Rusman juga menjelaskan selain memastikan media yang digunakan untuk menyampaikan sebuah berita, narasumber juga sangat diperlukan.

Narasumber menjadi pemberi informasi sebagai data dalam menulis berita. “Narasumber juga sangat penting untuk kebenaran isi berita, jika narasumbernya tidak sesuai maka isi berita tidak akan sesuai dengan fakta apa yang terjadi, ” lanjut Rusman.

 

Achiar M. Permana menyampaikan bahwa dalam dunia jurnalistik, media dan wartawan memiliki kode etik. Dalam kode etik tersebut, wartawan harus bersikap independen dan menghasilkan berita yang akurat dan berimbang. “Berita yang telah disampaikan oleh publik harus bisa dipertanggungjawabkan. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam isi berita, segera ralat berita tersebut. Tidak boleh ditunda, karena berita hanya berbasis pada fakta,” jelas Achiar.

 

Kahumas Udinus, Agus Triyono S.Sos, M.Kom berharap dengan adanya kuliah umum tersebut, mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai dunia jurnalistik. “Saat ini era digital sangat berpengaruh dalam berbagai bidang, salah satunya media informasi. Saya harap dengan narasumber yang didatangkan, mahasiswa mampu menyeleksi berita mana yang sesuai dengan fakta,” tutur Agus. (*Humas Udinus/via/AT. Foto: Nining Sekar)