Tiga dosen Universitas Dian Nuswantoro Semarang masuk dalam daftar 50 peneliti terbaik di Indonesia. Daftar tersebut berdasarkan Science and Technology Index (SINTA) 2020 yang diumumkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristekbrin).

 

Tiga dosen asal Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Udinus yang berhasil masuk dalam 50 dari 500 peneliti terbaik se-Indonesia yakni De Rosal Ignatius Moses Setiadi, M.Kom, Christy Atika Sari, M.Kom, dan Eko Hari Rachwanto, M.Kom. Udinus menjadi satu-satunya universitas swasta yang mampu menyumbangkan lebih dari satu peneliti terbaik pada tahun ini. Pemeringkatan SINTA memiliki cakupan parameter skala besar dari jumlah artikel, banyaknya kualifikasi jurnal, dan aktivitas dalam publikasi nasional.

 

Satu dari dosen dari Teknik Informatika Udinus yang berhasil masuk dalam 50 peneliti terbaik, De Rosal Ignatius Moses Setiadi, M.Kom mengatakan keberhasilan dirinya bersama dengan dua rekan dosen lainnya masuk dalam 50 peneliti terbaik se Indonesia, menjadi prestasi tersendiri bagi Udinus.

 

Ia membeberkan bahwa dalam penelitiannya selama ini, ia sering melakukan kolaborasi dengan dua dosen tersebut dan juga hampir seluruh penelitian memiliki topik yang berkelanjutan. Dalam kurun waktu tiga tahun, jumlah publikasi yang terindex Scopus saat ini berjumlah 83. Tambah moses, terdapat 7 publikasi yang sudah publish namun belum terindex.

 

“Kami juga melibatkan mahasiswa dalam penelitian dan membangun roadmap penelitian yang jelas dan terstruktur. Untuk saat ini, mulai lebih meningkatkan kualitas penelitian dimana publikasi tidak hanya pada jurnal yang terindex Scopus, tapi juga pada publisher terkemuka seperti Elsevier. Saat ini kami telah memiliki 3 jurnal yang dipublikasikan di Elsevier,” jelasnya.

 

Ungkapnya, memperbanyak membaca jurnal berkualitas akan meningkatkan kualitas penelitian dan didukung kerja keras, serta meluangkan banyak waktu untuk menulis publikasi, menjadi kunci utama menjadi peneliti yang berkualitas. Ia juga memberikan tips bagi dosen muda yang sedang terjun di dunia penelitian ilmiah.

“Para dosen muda perlu mulai dari tingkat publikasi yang mudah seperti conference, naik secara bertahap, dan ketika ingin membuat jurnal/conference gunakan referensi yang minimal setingkat atau lebih baik reputasinya. Jangan mudah menyerah dan jangan takut papernya ditolak,. Pastinya juga, sebelum submit cek plagiasi terlebih dahulu,” ungkap Moses saat memberikan tips dan trik terkait publikasi ilmiah.

 

Sementara itu, Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang Prof Dr Ir Edi Noersasongko, M.Kom mengapresiasi pencapaian tiga dosen TI FIK Udinus tersebut. “Ini sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi Udinus. Kami terus dorong para dosen – dosen lainnya agar mampu meningkatkan jumlah penelitiannya melalui berbagai stimulus yang telah kami miliki selama ini,” tegasnya.

 

SINTA sendiri merupakan satu inovasi sistem informasi ilmu dan teknologi yang dikembangkan untuk mengukur kinerja individu, institusi, dan networking dari peneliti atau dosen yang melakukan studi. Program SINTA ini dirancang sejak tahun 2016 dan hingga sekarang disebutkan telah mengelola 194.904 author atau peneliti terverifikasi, 4.607 jurnal, dan 34.677 buku. Selain itu 93.346 artikel, 69.796 conference paper, dan 5.266 book chapter. Hasil mengenai daftar 500 peneliti terbaik dihadiri 270 pimpinan perguruan tinggi dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) se-Indonesia melalui aplikasi zoom. Daftar tersebut dapat dilihat melalui http://sinta.ristekbrin.go.id/authors. (*Humas Udinus/Alex. Foto : Alex Devanda)