“Harus ada cara-cara baru untuk mengenalkan kebudayaan di masa pandemi ini. Melalui berbagai cara pemerintah berusaha agar para seniman di Indonesia kembali bangkit di masa pandemi Covid-19,” tegas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber web seminar series yang diadakan oleh Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

 

Dalam paparannya, Ganjar bercerita melalui Panggung Kahanan yang ia inisiasi bersama para seniman, yang memberikan ruang kepada para seniman untuk berkreasi dan saling berkolaborasi di masa Covid-19. Panggung Kahanan sendiri, hadir untuk meringankan beban para seniman Jawa Tengah yang terdampak pandemi. Ia juga mensupport karya inovatif dari Udinus yakni dengan mendigitalisasikan gamelan dengan nama E-Gamelan Kampus Udinus atau biasa disingkat dengan E-gamelanku.

 

Berbagai cara baru dapat dilakukan untuk membangkitkan dan mengenalkan kembali kebudayaan kepada generasi muda di masa ini, caranya dengan saling berkolaborasi dan memanfaatkan teknologi. Kolaborasi dan dipadukan dengan memanfaatkan teknologi menjadi cara yang efektif untuk mengenalkan kepada generasi muda. “E-gamelanku inovasi Udinus, sangat memancing generasi muda untuk mencintai budayanya sendiri. Kami persilahkan tampil di Panggung Kahanan berkolaborasi dengan berbagai seniman di acara itu. Panggung Kahanan disiarkan secara online tentunya,” jelas Ganjar saat mengajak Udinus untuk tampil dalam Panggung Kahanan.

 

Ganjar juga mengungkapkan dalam upayanya membangun digitalisasi birokrasi di Jawa Tengah, ia merasa terbantu dengan support teknologi dari Udinus. Menurutnya Udinus menjadi kampus pelopor dalam upayanya untuk melakukan digitalisasi di dunia birokrasi. “Bantuan aplikasi karya Udinus dalam upaya saya mendigitalisasikan birokrasi tidak akan saya lupakan. Birokrasi di Indonesia tanpa sadar menuju ke arah digital karena kontribusi dari Udinus,”ungkap Ganjar.

 

Sementara itu, Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom kembali menegaskan bahwa karya inovasi Udinus E-Gamelanku menjadi sarana bagi masyarakat untuk mengenal budaya asli Jawa. Prestasi yang membanggakan juga telah ditorehkan oleh E-Gamelanku, karya tersbut telah tampil di kancah internasional di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Paris, Prancis.

“Sebenarnya E-Gamelanku juga akan tampil di Osaka Intrnasional Unversity Jepang, tapi apa daya Covid-19 melanda dunia, Jadi semuanya diundur. Karya E-gamelanku mampu menghasilkan ratusan hak kekayaan intelektual di Udinus,” imbuh Rektor Udinus.

 

Web seminar series Komunikasi, Edukasi, Budaya dan Teknologi Nusantara (Kedaton) diselenggarakan Ilmu Komunikasi Udinus bekerjasama dengan Inkubator Kreasi seni dan budaya (Inakriya). Berbagai narasumber ternama dihadirkan dalam seminar online tersebut. Narasumber yang hadir yakni Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Prof. Dr.Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, Founder Inakriya dan dosen Udinus, Lisa Mardianan,M.I.Kom.

 

Tiga pembicara lainnya, penulis Wayang Kapsul A. Arif Setiawan, Chief Growth Officer of Kolase.com Grace Surya dan Director of Hysteria Adiin Hysteria. Webinar yang memiliki tema ‘Abripya arista (harapan untuk keselarasan)’ , dimoderatori oleh Titah Banu Arum Mumpuni. Kegiatan tersebut diselenggarakan melalui zoom dan dapat juga disaksikan melalui youtube dan TVKU.

 

Terdapat tantangan yang luas biasa untuk membuat generasi muda dekat dengan budayanya sendiri. Tegas Lisa, dalam realitanya, generasi muda Indonesia mendapatkan terpaan dari budaya luar karena akses global yang mudah diakses sepserti sekarang ini.  “Sesulit apapun tantangannya, budaya bangsa harus terus didekatkan dengan para generasi muda agar budaya tetap lestari. Berbagai cara dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan teknologi maupun hal lainnya, yang familiar oleh generasi muda,” tutupnya. (*Humas Udinus/Alex. Foto : Alex Devanda)