Meraih jabatan fungional sebagai seorang guru besar bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan kerja keras dan pantang menyerah. Tak hanya itu saja, kecintaannya di dunia Ekonomi sejak duduk dibangku Sekolah menengah atas (SMA), membawa Dwiarso Utomo meraih jabatan guru besar. Ia menjadi professor dalam bidang ilmu Akuntansi di Universitas Dian Nuswantoro  (Udinus) Semarang.

Profesor kelahiran Semarang 24 Desember 1956 , menekuni dunia akuntansi berkat Pelajaran Tata Buku Hitung Dagang yang ia pelajari semasa SMA. Dari hal itu lah ia terus bertekat mendalami dunia ekonomi khususnya Akuntansi. Hingga pada 1979, Ia mengawali karir di dunia pendidikan sebagai asisten dosen di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahun 1990 bersama dengan Prof.Edi Noersasongko,M.Kom, ia mendirikan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Dian Nuswantoro, sebelumnya bernama IMKA . Dimana AMIK Dian Nuswantoro merupakan cikal bakal berdirinya Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

“Pada tahun itulah keseriusan saya untuk mendalami dunia pendidikan dan terus mendalaminya hingga sekarang ini. Perjalanan panjang dan butuh kerja keras dalam menempuh jenjang karir tersebut,” jelas dia.

Tepat pada hari ulang tahunnya di Desember tahun 2018 silam, ia mengajukan kenaikan jabatan fungsional guru besar. Jatuh bangun ia rasakan dalam meraih jabatan fungsional sebagai guru besar di dunia akuntansi. Dalam meraih gelar profesor, ia tetap berpedoman dan melakukan Tri Dharma perguruan tinggi secara benar. Tri Dharma perguruan tinggi wajib dilakukan oleh dosen yakni  Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Dorongan dari para dosen dan jajaran di Civitas Akademika Universitas Dian Nuswantoro Semarang, juga menjadi pelecut semangatnya  untuk meraih gelar professor. Kini Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Udinus telah memiliki professor di bidang Managemen, Pemasaran dan Akuntansi. Hal itu menjadi nilai tambah bagi Fakultas tersebut. 

“Kurang lebih sekitar 3 tahun proses  itu dan semoga dengan jabatan ini akan mampu memajukan Udinus menjadi lebih baik lagi. Saya akan berusaha untuk mendorong dan menggandeng para dosen-dosen muda untuk meraih guru besar,” tegas Prof. Dr.St. Dwiarso Utomo, SE,M.Kom, Akt, CA

Dalam dunia Pendidikan, jabatan fungsional profesor dapat dicapai setelah dosen melalui tahap pencapaian angka kredit yang sudah ditentukan, serta diperoleh secara berjenjang. Angka tersebut didapatkan mulai dari jabatan fungsional akadamik Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala dan Profesor/Guru Besar.

Sementara itu, Rektor Udinus, Prof.Dr.Ir Edi Noersasongko,M.Kom  mengatakan, penambahan satu guru besar ini merupakan momentum yang patut disyukuri pada akhir tahun ini. Penambahan profesor baru di dunia Akuntansi pasti mampu menularkan energi positif bagi dosen yang lain agar segera mengejar gelar profesor.

“Sebagai bagian dari masyarakat, perguruan tinggi turut memegang peran keberlangsungan peradaban bangsa. Perguruan tinggi tidak sekadar berfungsi mencetak sarjana, master, dan doktor melainkan juga seorang guru besar,” tutup Prof Edi. ((Humas Udinus : Alex. Foto: Alex)