Tiga mahasiswa Sistem Informasi (SI) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) berhasil raih juara pertama dalam perlombaan bertaraf Internasional. Juara tersebut diraih untuk kategori mobile apps pada lomba Intermedia Information Technology Competition (IITC) 2020, yang digelar oleh UKM Intermedia Universitas Amikom Purwokerto baru-baru ini.

 

Dalam perlombaan tersebut, aplikasi yang diikut sertakan yaitu berupa E-Learning dengan nama ‘Culture Academy’. Sebuah aplikasi yang berfokus pada pengembangan kesenian yang ada di Indonesia, seperti seni memahat, menari hingga membatik. Tim tersebut beranggotakan tiga mahasiswa, yaitu Hendriansyah selaku CEO dan Frontend Developer, Wahyu Akmal selaku Backend Developer sekaligus Chief Technology Officer, dan Yuswar Aditya Permana selaku pembuat konten pembelajaran juga Chief Marketing Officer.

 

Selaku Founder Aplikasi Culture Academy, Hendriansyah memaparkan bahwa aplikasi tersebut dilengkapi dengan fitur seperti video tutorial, quiz, live teaching, gamification dan group chat. Guna memaksimalkan aplikasi tersebut dilakukan kerja sama dengan salah satu sanggar di kota Jepara. “Kerja sama dengan sanggar ini kami tujukan untuk menguji aplikasi culture academy. Pihak sanggar juga akan melakukan evaluasi, yang kami gunakan sebagai acuan untuk memaksimalkan aplikasi ini,” jelasnya.

 

Selain itu pada perlombaan tersebut juga terdapat pra-event berupa workshop serta webinar. Kemudian dilanjutkan dengan acara utamanya berupa beberapa perlombaan seperti jurnalistik, poster desain, short movie hingga web design. Dalam kegiatan yang diikuti oleh pelajar, mahasiswa dan juga umum tersebut diakhiri dengan acara awarding untuk para pemenang.

 

Menariknya, aplikasi yang berhasil meraih juara satu dua tahun beruntun tersebut juga dilengkapi dengan fitur marketplace, yang dapat dimanfaatkan oleh para user yang sudah menyelesaikan pembelajaran dan memiliki produk. “Dengan fitur ini mereka bisa memasarkan hasil karya mereka. Sehingga nantinya dengan aplikasi Culture Academy ini tidak hanya belajar tetapi juga bisa mendapatkan profit dari karya yang telah dibuat,” tambah Hendriansyah.

 

Sementara itu, Erika Devi Udayanti S.Kom, M.CS pendamping ketiga mahasiswa tersebut turut merasa bangga. Terutama pada prestasi yang diraih oleh tim karena berhasil meraih juara selama dua tahun berturut-turut, mulai 2019 lalu pada perlombaan yang sama. “Harapannya semoga tim tetap solid dan aplikasi ini bisa terus berkarya dan eksis. Bisa segera melakukan soft launching untuk Culture Academy dan dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia sebagai identitas negara melalui aplikasi ini,” ujarnya bangga. (Humas/Haris. Foto: Haris Rizky.)