Memiliki sifat yang tidak mudah terurai, hingga saat ini sampah masih menjadi persoalan di berbagai negara tak terkecuali Indonesia. Melihat hal ini, Program Studi (Prodi) S1 Kesehatan Lingkungan (Kesling) Fakultas Kesehatan (FKEs) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang mengadakan Webinar Nasional pada Sabtu, (20/02/2021) lalu.

 

Acara yang bertemakan ‘Peran Millenials Dalam Pengendalian Dan Pengelolaan Sampah Plastik Di Perairan Laut’ ini mengundang dua narasumber yang berkompeten dalam bidang kesehatan lingkungan, yakni Ketua Dewan Kolegium Prof. dr. Umar Fahmi Achmadi, M.P.H., Ph.D dan Dosen Prodi Kesling Dr. Adian Khoiruni ST., M.Si. Dihadiri oleh Dekan FKes Dr. Guruh Fajar Shidik M.Cs dan dosen Fkes serta diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan puskesmas yang berasal dari seluruh Indonesia, seperti Bengkulu, Padang, dan Morotai.

 

Prof. dr. Umar Fahmi Achmadi, M.P.H., Ph.D dalam materinya menjelaskan bahwa saat ini sampah plastik yang berjenis mikroplastik atau bagian terkecil dari plastik menjadi keresahan bagi dunia kesehatan. Efek samping dan akibat yang ditimbulkan menjadi sangat besar dan memiliki jangka waktu yang panjang.

“Apabila mikroplastik tersebut masuk ke laut dan sudah mencemari lingkungan di sana, maka makhluk hidup dari laut yang dikonsumsi manusia juga tercemari oleh mikroplastik ini sehingga masuk ke dalam tubuh manusia. Kemudian menyebabkan berbagai macam penyakit,” jelasnya.

 

Ia mengatakan plastik memiliki daya tarik yang mampu menarik logam berat maupun bahan toxic lingkungan yang ada disekitarnya. Hal ini tentu akan berbahaya apabila keberadaan sampah plastik terus meningkat setiap tahunnya, bahan-bahan toxic yang ada di lingkungan dapat menempel pada plastik.

“Microplastik adalah plastik yang ukurannya sangat kecil, yang digunakan untuk bahan percetakan 3D, bahan baju, dan bahan plastik lainnya. Sehingga pencemaran akibat mikroplastik ini susah dihentikan, apabila dibakar akan menimbulkan dampak baru. Namun jika tidak segera dihilangkan maka akan mempengaruhi kesehatan di lingkungan akibat kuman yang menempel di sana,” lanjutnya.

 

Sementara itu, Dekan FKes Dr. Guruh Fajar Shidik M.Cs mengatakan 95 persen sampah plastik sulit diuraikan sehingga memiliki efek samping yang panjang, sehingga perlu adanya pembelajaran mengenai sampah plastik dan pengelolaannya bagi millenial. “Sampah plastik di dunia ini menjadi satu hal yang meresahkan, bahkan masih sangat sulit untuk menemukan jalan keluarnya. Pembakaran menjadi salah satu solusi namun tentunya menimbulkan dampak baru, yaitu pemanasan global,” kata Guruh.

 

Ia berharap dengan adanya webinar nasional ini mampu menambah wawasan generasi muda dan masyarakat luas mengenai dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah plastik. “Saya harap generasi muda semakin peduli dengan lingkungan kita ini. Peduli kepada bumi, maka bumi akan peduli dengan kita semua,” harap Guruh.

 

Fkes Udinus terus berupaya menekan peningkatan penggunaan sampah plastik, khususnya di kalangan mahasiswa dan masyarakat dengan mengadakan berbagai kegiatan yang mampu meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang pengelolaan sampah plastik. (Humas Udinus/Nuvia. Foto: Nuvia KHN)