Bantu tingkatkan produksi jamur tiram di Omah Jamur Ungaran, dosen Universitas Dian Nuswantoro Semarang menerapkan sistem kontrol berbasis Internet of Things (IoT). Sistem tersebut mampu menjaga kondisi temperatur dan kelembaban di Kumbung Jamur. 
 
Kegiatan yang dilakukan pada pertengahan Juli lalu, dilakukan tim pengabdian masyarakat Fakultas Teknik (FT) yang diketuai oleh Nur Islahudin, M.T. Selain itu, terdapat tiga dosen lainnya yang membantu dalam proses itu yakni Dr. Herwin Suprijono, M.T, Dr. Rindra Yusianto , M.T dan Helmy Rahadian, M.Eng. Sistem kontrol berbasis IoT yang diterapkan di UMKM Omah Jamur Ungaran, memiliki dua fungsi utama. Seperti melakukan system control temperature dan kelembaban serta system monitoring. 
 
Pada penerapannya, system control temperature dan kelembaban dilengkapi sensor DHT 11 yang berfungsi membaca temperatur ruangan kumbung jamur. Sensor ini akan membaca setiap 20 detik sekali. Pada saat temperatur menyentuh angka 30,5 derajat celcius, maka secara otomatis pompa akan menyala dan menyemprotkan air ke area kumbung jamur. Penyemprotan itu akan berlangsung hingga  temperatur turun dan menyentuh angka 29,5 derajat celcius dan secara otomatis  pompa akan mati. 
 
Sedangkan, system monitoring berguna untuk mengetahui temperatur dan kelembaban secara real time pada rumah jamur. Data tersebut dapat dilihat melalui aplikasi web yakni thingspeak.com. Selain sensor DHT 11 dan aplikasi thingspeak, terdapat juga microkontroler ESP32 yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur sistem serta modem WIFI yang digunakan untuk berkomunikasi.  
 
Ketua tim FT Udinus dalam pengembangan IoT di Omah Jamur Ungaran, Nur Islahudin, M.T menjelaskan, kegiatan yang ia dan rekan dosen lakukan untuk membantu UMKM dalam meningkatkan produksi jamur tiram. Hal itu dilakukan dengan cara  menjaga kondisi temperatur dan kelembaban kumbung jamur berada pada kondisi ideal. Sebelum penerapan teknologi ini, pemilik Omah Jamur Ungaran  melakukan control temperature masih bersifat manual. 
 
“Sebelumnya jika temperatur panas di kumbung jamur, maka pemilik akan menyalakan pompa yang ada pada Omah Jamur Ungaran untuk memberikan spray air. Hal ini sangat menyulitkan pemilik ketika berada di luar rumah dengan pekerjaan yang lain. Dari masalah itu, kami kembangkan sistem ini,” jelasnya. 
 
Tambah Nur, Setiap bulan mereka rutin mengukur hasil pencapaian produksi jamur tiram setelah diterapkan sistem itu. Mereka pun juga berencana untuk  menerapkan di tempat yang lebih besar seperti penerapan pada greenhouse untuk pertanian.
 
“Sejauh ini dari pantauan kami sistem ini sangat membantu bagi Omah Jamur Tiram Ungaran dalam meningkatkan  produksinya. Kami harap kedepannya sistem ini mampu menjadi solusi bagi petani jamur tiram di Indonesia,” tutup Nur Islahudin.(Humas Udinus/Alex. Foto: Dok. FT)