Aplikasi Si Gembul karya dosen Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Dian Nuswantoro Semarang jadi solusi menurunkan angka Stunting di Indonesia. Aplikasi tersebut kini telah digunakan diterapkan di Pos Pelayanan terpadu (Posyandu) di Kota Semarang.

Penerapan itu dilakukan salah satunya diajarkan kepada 30 kader di Posyandu wilayah Rejosari dan kader Posyandu Mekarsari. Aplikasi Si Gembul sendiri telah di launching yang bertepatan pada hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei lalu. Si Gembul diciptakan oleh tiga dosen FKes Udinus yakni Vilda Ana Veria Setyawati, S.Gz., M.Gizi., sebagai ketua tim dan 2 anggota lainnya, Eti Rimawati., SKM., M.Kes., dan Agung Wardoyo, S.Kom., M.Kom. Selain itu, untuk mendukung penelitian terhadap pengembangan aplikasi Si-Gembul, mereka juga melibatkan  Ririn Nurmandani, SKM, M.Kes,dan Muhammad Iqbal, SKM, M.KM yang merupakan dosen di FKes Udinus.

Dalam wawancaranya, Vilda Ana Veria Setyawati, S.Gz., M.Gizi., menjelaskan bahwa Penelitian terhadap aplikasi itu juga masuk dalam Program Riset Keilmuan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) dengan nomor Kontrak 149/E4.1/AK.04.RA/2021. Sementara, penelitian tersebut berjudul ‘Si-Gembul: Aplikasi Berbasis Android Sebagai Upaya Cegah Stunting Masa Pandemi (Dan Nanti)’.

Penerapan Aplikasi Si Gembul juga melibatkan lima mahasiswa dari Program Studi (Prodi) S-1 Kesehatan Masyarakat, kelima mahasiswa itu, Febri Rahayu Prabawaningrum, Jihan Farida, Alayda Afika Putri Yuhita, Yustika Hapsari dan Melania Nur Santi.

“Karena Program itu juga merupakan bagian dari Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), kami juga melibatkan lima mahasiswa yang seluruhnya angkatan 2018. Nantinya keterlibatan mahasiswa dalam program ini, akan dikonversi menjadi bagian dari mata kuliah yang ada pada semester tingkat akhir,” jelasnya.

Vilda juga menjelaskan bahwa Si-gembul ini merupakan aplikasi berbasis android yang dilengkapi dengan fitur menghitung status gizi pada balita, apakah berada dalam status stunting atau normal serta apakah gizi buruk atau gizi baik. Selain itu juga dilengkapi dengan fitur untuk edukasi guna media penyuluhan untuk para kader pada meja ke di kegiatan posyandu. Ungkap Vilda, Aplikasi Si Gembul juga sebagai salah satu langkah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia di tahun 2024 menjadi 14 %. Selain itu, pihaknya menargetkan posyandu sebagai tempat pendampingan dikarenakan tempat tersebut merupakan garda terdepan bagi semua pihak untuk mengetahui kondisi stunting pada anak. 

Ungkap Vilda Proses awal pengembangan Si-Gembul diawali melakukan analisis kebutuhan melibatkan stake holder yang terlibat dalam penggunaan data hasil penimbangan dan pengukuran tinggi badan posyandu. Kegiatan tersebut telah didiskusikan dengan  kelompok terarah yang merupakan peserta dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, Petugas Gizi dan Kader Posyandu dari wilayah Puskesmas Halmahera. Jumlah peserta yang hadir kala itu sebanyak 20 orang termasuk tim dosen dan mahasiswa.

“Pengembangan si-gembul ini tak lepas dari peran mitra. Ada 2 mitra yang terlibat yaitu Forum Posyandu (FORPOS) Kota Semarang dan Gerakan Remaja Peduli dan cegah Covid-19 (GERCEP). Kami juga berharap Dengan terbangunnya Aplikasi Si Gembul ini, Semarang menuju smart city dapat tercapai,” tutupnya.