Pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence atau biasa disebut dengan AI terus dikembangkan ke berbagai sektor mulai dari sektor ekonomi, Pendidikan, hingga musik. Bahkan, penggunaan AI juga menjadi alat untuk melestarikan budaya asli Indonesia agar tidak hilang oleh perkembangan zaman yang terus berkembang. Sebagai perguruan tinggi, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) telah lama peduli terhadap keberlangsungan alat musik khas Jawa, gamelan,  agar mampu dinikmati oleh generasi muda Indonesia saat ini.

Sejak 10 tahun lalu, Udinus telah mengembangkan E-Gamelan Kampus Udinus (e-Gamelanku) dan kini terus dikembangkan ke arah robotika. Pada saat ini, inovasi tersebut telah dikembangkan ke model terbaru yakni Robot Gamelan Sekar Nuswantoro.

Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., menjelaskan riset Robot Gamelan Sekar Nuswantoro merupakan riset yang berkesinambungan. Ungkap Rektor Udinus, inovasi terbaru ini, tidak menggantikan gamelan asli, namun berbeda pada peruntukannya. Selain itu, gamelan yang didesain seperti bunga matahari ini, diklaim mampu bermain 24 jam non stop. Model Robot Gamelan Sekar Nuswantoro ini telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan ditargetkan kurang lebih 20 HKI akan didapatkan.

“Robot Gamelan Sekar Nuswantoro, memiliki tujuan utama untuk menyambut tamu dan juga agar masyarakat mudah mendengarkan suara gamelan dimana saja. Kami harap inovasi terbaru ini karya inovasi Udinus terbaru ini menjadi sarana bagi masyarakat untuk mengenal budaya asli Jawa,” ungkap Rektor Udinus, Prof. Edi.

Robot Gamelan Sekar Nuswantoro secara perdana ditampilkan dalam wisuda Udinus ke-77 dan bermain bersama dengan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Gita Dian Nuswa.  Pada wisuda yang digelar di Grand Room Rama Shinta, Patra Jasa Hotel, Semarang meluluskan 913 wisudawan. 

Cara Kerja Robot Gamelan Sekar Nuswantoro

Perkembangan dari Robot Gamelan Sekar Nuswantoro secara detail memanfaatkan teknologi Arduino dan Solenoid. Dengan memanfaatkan dua teknologi itu, gamelan terbaru Udinus,  mampu menambuh berbagai instrumen dan memainkan musik yang diputar di perangkat software.

Solenoid sendiri berperan sebagai  mesin penggerak untuk menggerakkan alat tabuh. Pada cara kerjanya, Solenoid akan bergerak sesuai dengan notasi musik yang dibaca oleh software yang telah disediakan. Kemudian, gerakan Solenoid itu akan memicu alat tabuh untuk bergerak memukul dari salah satu alat sesuai dengan notasinya. Mekanisme solenoid, naik dan turun diatur oleh kecerdasan buatan yang telah ditanamkan pada robot tersebut.

Pada inovasi yang melibatkan lima dosen dan 21 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer (FIK), terdapat enam instrumen yang terpasang pada Robot Gamelan Sekar Nuswantoro. Keenam instrumen itu yakni demung, saron, slenthem, peking, kenong dan gong. Sesuai namanya, gamelan satu ini, memiliki konstruksi robot yang futuristik dan artistik. Pada konsep desainnya, berbentuk seperti bunga matahari yang memiliki batang dan tangkai.  

Tentunya menjadi keunikan tersendiri dari inovasi terbaru dari Udinus kali ini sesuai yang diutarakan oleh Engineer Team Robot Gamelan Sekar Nuswantoro, Dr. Arry Maulana Syarif S.S, M.Kom. Menurutnya, tangkai-tangkai tersebut dapat dirakit secara manual disesuaikan dengan kebutuhan.

“Dimana jika gamelan sekar ingin dimainkan versi gamelan slendro, maka instrumen gamelan pelog yang berada di tangkai-tangkai  bisa dilepas terlebih dahulu. Selain itu, model knockdown atau rakitan yang kami rancang, juga demi  mempermudah mobilitas dari inovasi ini,” ungkap Arry Maulana.

Dalam perkembangannya, Robot Gamelan Sekar Nuswantoro memiliki tiga model berbeda, perbedaan itu dibedakan pada jenis pemukulnya. Model pertama memakai bola kecil dengan gerak vertikal, pada model kedua pemukul didesain lebih kecil dengan gerak vertikal dan model ketiga pemukul telah memakai per dan tuas. Pada penggunaan per dan tuas pada model ketiga tersebut, dimaksudkan agar mampu menghasilkan dorongan lebih keras dan memunculkan bunyi yang lebih lantang. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)