Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) berkolaborasi dengan Rumah Dongeng Mentari guna meningkatkan literasi masyarakat khususnya di kalangan generasi muda Indonesia. Pada kegiatan tersebut peserta mendengarkan empat cerita dongeng legenda yang diceritakan secara menarik dan energik.

Para peserta yang terdiri anak-anak usia pra TK, TK, SD, para orang tua dan guru pun, turut antusias mendengarkan cerita dongeng yang diceritakan oleh tim dari Rumah Dongeng Mentari. Dongeng-dongeng tersebut diceritakan secara langsung oleh Kak Semira, Kak Oliv, Kak Wiwik, dan Kak Teddy. Keempatnya merupakan tim dari Rumah Dongeng Mentari.

Kepala Perpustakaan Udinus, Aan Prabowo S.hum., MA mengatakan bahwa kegiatan mendongeng bagi anak-anak di usia TK hingga SD merupakan langkah perpustakaan Udinus membantu perkembangan literasi masyarakat. Pengembangan literasi tersebut tak hanya bagi  civitas akademika namun juga masyarakat sekitar. Aan berharap perpustakaan Udinus ke depannya mampu mengajak masyarakat agar semakin akrab dengan literasi.

“Kami mendukung penanaman kegiatan literasi sejak dini dalam bentuk mendongeng melalui kegiatan kolaborasi dengan Rumah Dongeng Mentari. Semoga kami kedepannya  dapat rutin mendukung kegiatan peningkatan minat baca masyarakat,” jelasnya.

Koordinator Rumah Dongeng Mentari, Zidni Rahmatika menjelaskan sebuah dongeng mampu memberikan nilai-nilai positif kepada anak, dengan cara yang menyenangkan dan tentunya tidak menggurui. Ia pun mengakui sangat berhati-hati dalam menyampaikan cerita yang dituturkan. Hal itu dikarenakan tidak semua cerita rakyat layak untuk disampaikan. Sebab beberapa cerita juga bisa jadi masuk dalam kategori cocok hanya untuk usia-usia tertentu saja. Ia bersama rekan-rekannya  di Rumah DOngeng Mentari sedang melakukan tur 5 kota yakni Jakarta, Malang, Semarang, Bandung dan Bali.

“Dongeng itu cerita yang layak diterima sama anak-anak dan punya nilai yang dijadikan pelajaran hidup. Kami pun berharap cerita-cerita yang telah kami sampaikan di Udinus mampu mengedukasi para generasi muda di Kota Semarang ini,” tutupnya.

Para peserta selain mendengarkan dongeng, mereka juga mendapatkan pemaparan aktivasi 10 Dongeng Nusantara serta mewarnai gambar baju Dayak dan Gunungan.  Kegiatan itu diselenggarakan pada 12 maret lalu, juga mengajak Komunitas Kawan Dongeng Jateng, dan Komunitas Read Aloud Semarang untuk turut berkontribusi dalam kegiatan tersebut. (Humas Udinus/Alex. Foto: Doc. Perpustakaan Udinus)