Literasi digital menjadi salah satu modal penting bagi mahasiswa, yakni untuk memaksimalkan wawasan dengan menyaring informasi yang tepat. Menanggapi hal tersebut, Unit Kegiatan Mahasiswa Pers Kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) ‘Wartadinus’ menyelenggarakan Webinar Jurnalistik Literasi Digital belum lama ini.

 

Kegiatan yang mengusung tema ‘Menghadapi Literasi Digital dalam Masa Pandemi Covid-19’ diikuti oleh sekitar 150 peserta. Dengan menghadirkan narasumber ternama yakni Muhammad Khairil Haesy, M.Hum yang merupakan Pemeriksa Fakta Senior Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Ismail Fahmi Ph.D, Founder dari Drone Emprit. Seminar online dimoderatori oleh Swita Amallia Hapsari M.I.Kom sekaligus pembina dari Pers Kampus Wartadinus dan disiarkan langsung menggunakan platform zoom serta live streaming TVKU.

 

Khairil Haesya memberikan paparan seputar profesi pemeriksa fakta yang saat ini masih baru. Profesi tersebut fokus untuk mencari fakta pada suatu isu tertentu yang tersebar di internet. Semua orang memiliki potensi untuk terkena hoax, bahkan pemeriksa fakta sekalipun. “Karena hoax itu menyerang emosional dan dapat memicu rasa ketakutan, sedangkan di Indonesia ledakan informasi lebih sering terjadi di media sosial. Saya sarankan ketika sedang membaca informasi dengan perlahan saja dan tidak terburu-buru dalam menyimpulkan bahwa berita tersebut benar atau tidak,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Ismail Fahmi dalam paparannya memberikan saran kepada masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi hanya pada satu media saja. Dengan melihat informasi pada beberapa media, maka akan muncul perspektif lain juga. “Perspektif tersebutlah yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan apakah informasi tersebut valid atau tidak. Karena dengan banyaknya informasi yang beredar di media sosial, sudah wajar kalau menyaring informasi tersebut merupakan hal yang penting guna menghindari informasi yang salah,” jelas Ismail.

 

Webinar yang diikuti oleh mahasiswa dan juga masyarakat umum dari berbagai wilayah di Indonesia tersebut, bertujuan untuk memberikan edukasi literasi supaya tidak mudah termakan berita hoax. Tidak hanya itu, peserta juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan hadiah give away berupa top up dana, dengan memposting webinar tersebut dengan caption yang menarik.

 

Diwawancara di waktu terpisah, Ketua Pelaksana, Ummi Nur Aini Daneswari berharap agar peserta dapat menerapkan ilmunya untuk menyaring informasi, “Semoga paparan dari narasumber dapat memberikan pandangan yang beragam dalam menyerap informasi khususnya pada media sosial, dan pengetahuan tersebut dapat disebar.” (*Humas Udinus/Haris. Foto : Haris Rizky)