Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang realisasikan hibah Matching Fund Kedaireka tangani penyakit Tuberkulosis (tbc) di Kota Semarang. Langkah awalnya melalui Pelatihan Enumerator Survey Tuberkulosis, yang diselenggarakan pada Rabu (24/05/2023)
 
Pelatihan Komprehensif itu diikuti oleh tenaga kesehatan di lingkungan masyarakat dan juga mahasiswa Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Udinus. Pada kegiatan itu menghadirkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang membawakan materi Komunikatif Efektif dengan Pasien dan Keluarga disampaikan oleh. Kemudian materi pengukuran kondisi lingkungan pada Rumah pasien dengan penyakit menular yang disampaikan oleh Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI). 
 
Kegiatan dibuka oleh sambutan dari Kepala Center of Excellent Udinus, Prof. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MLS., Ph.D., dan perwakilan Kepala DKK Semarang Dr. Dr. Mochamad Abdul Hakam, Sp. PD. FINASM. Pelatihan pun berjalan lancar dan berlangsung di gedung H lantai 7 Udinus. 
 
Materi pertama dari PPNI disampaikan Nur Dian Rakhmawati, S.Kep., Ners., MPH., selaku kepala divisi PPNI Jawa Tengah. Pada kesempatan itu ia menjelaskan bahwa komunikasi efektif menjadi hal wajib yang harus dikuasai oleh tenaga kesehatan. Sebagai upaya tersampainya informasi dan edukasi kepada pasien, khususnya penderita tbc. Hal yang harus diperhatikan adalah memahami permasalahan yang akan disampaikan. 
 
“Selain itu, ada 3 komponen yang tidak kalah penting, yakni intonasi pengucapan, body language, dan juga kepercayaan diri dalam berkomunikasi. Selebihnya sebagai tenaga kesehatan harus bisa selevel lebih tinggi dari pasien yang akan diberikan edukasi agar lebih terpercaya,” tegasnya. 
 
Usai memahami cara komunikatif efektif, langkah selanjutnya yakni pengukuran kondisi lingkungan pada rumah pasien. Materi baik teori maupun praktik pun disampaikan oleh sekretaris HAKLI Kota Semarang, Saiful Bahri. Tenaga kesehatan tim sanitasi dari puskesmas secara bersama-sama memberi kesempatan peserta mahasiswa untuk mencoba Sanitarian Kit. 
 
“Pengukuran yang paling sering digunakan pada rumah pasien dengan penyakit menular antara lain, sensor pencahayaan, sensor suara, sensor debu hingga sensor udara. Untuk memastikan lingkungan di sekitar pasien tetap aman,” ujarnya sembari mempraktikkan sanitarian kit.
 
Mahasiswa tampak antusias terlihat dari banyaknya mahasiswa yang melontarkan pertanyaan kepada tim sanitary saat mencoba sanitarian kit. Untuk setiap peserta yang aktif, panitia melalui pemateri juga memberikan voucher sebagai hadiah.
 
Kaprodi Kesehatan Masyarakat Udinus sekaligus ketua tim hibah, Dr. MG. Catur Yuantari S,KM, M.Kes., menyampaikan bahwa dalam penelitiannya menggandeng mahasiswa untuk membantu DKK Semarang membuat sebuah sistem. Mahasiswa FKes akan melakukan survei untuk melengkapi data yang ada di DKK Semarang. Selain itu juga akan ada Forum Group Discussion (FGD) dengan tenaga puskesmas, kelurahan hingga kecamatan.
 
“Melalui hibah ini luarannya adalah membuat sistem early warning untuk mengatasi permasalahan tbc di Kota Semarang. Kami juga menggandeng mahasiswa Prodi S-1 Teknik Informatika Udinus untuk menyempurnakan sistem ini,” tutupnya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)