Farrel Athaillah Putra, mahasiswa dari Program Studi S-1 Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang baru-baru ini menjadi sorotan publik. Startup Naratik yang memiliki nama sama dengan aplikasinya, mampu menjadi solusi agar batik tetap lestari. 
 
Dalam proses pembuatannya aplikasi Naratik, tak hanya dirancang oleh Farrel semata namun dirancang oleh 6 mahasiswa dari tiga kampus di Indonesia yakni Udinus, Institut Teknologi Telkom Purwokerto dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Sebagai ketua tim Naratik, ia menjelaskan aplikasi yang dirancang bersama rekan-rekannya, berangkat dari keresahan dari pemilik home industry batik di Kota Pekalongan, Yogyakarta, dan Semarang akan kepunahan batik. Selain itu, masyarakat pun kurang teredukasi mengenai batik dan sangat banyak yang masih kesulitan dalam membedakan jenis batik dan 
 
“Kami bisa menjadi sebuah tim bermula dari capstone project yang merupakan final project pada program Bangkit 2021. Kami juga melihat saat ini belum adanya validator keaslian batik,” jelasnya. 
 
Sejauh ini, Naratik yang ia dan rekannya kembangkan, terus berevolusi dan berinovasi agar batik tetap lestari dan membudaya di Indonesia. 3 produk utama dari Naratik yakni Naralens, Narashop dan Narauction.
 
Jabarnya, Naralens merupakan produk unik dari Naratik yang memiliki fungsi sebagai validator keaslian batik yang dikemas dalam bentuk aplikasi mobile. Sementara itu, memberikan privilege lebih kepada konsumen serta memudahkan konsumen dalam mencari home industry batik local. Melalui layanan ini juga, konsumen bisa customize produk batik tulis / cap yang eksklusif dan terhubung langsung dengan home industry batik di berbagai daerah.
 
Sedangkan, Narauction platform C2C sebagai penyedia layanan lelang batik – batik kuno yang telah tervalidasi oleh kurator dan berjalan secara live. Disini, customer dapat menemukan batik kuno yang langka dengan makna yang mendalam dan estetika yang tinggi. 
 
“Melalui Starup Naratik dan aplikasi nya, Saya dan rekan-rekan, yakin mampu mewujudkan  mimpi untuk melestarikan batik,” Jelasnya. 
 
Mahasiswa yang memiliki hobi membaca ini, menegaskan bahwa batik menjadi hal yang sangat penting  dipelajari bagi generasi muda di Indonesia. Menurut Farrel, batik yang kini menjadi warisan budaya asli Indonesia yang telah diakui UNESCO , memiliki makna dan filosofi mendalam di setiap helai kain batik. 
 
“Jadi sudah sepatutnya generasi muda bangga dan turut serta melestarikan warisan budaya ini. Karena kalau bukan generasi muda yang meneruskan, lalu siapa lagi” tegas Farrel saat membahas mengenai pelstarian batik. (Humas Udinus/Alex. Foto : Dok. Pribadi)

Nama :

Farrel Athaillah Putra – Mahasiswa Prodi S1 Teknik Informatika Udinus