“Kalau sudah passion di ranah perfilman itu jangan terlalu fokus pada ajang festival dan sebagainya. Menurut saya yang penting adalah fokus berkarya dulu menghasilkan sebanyak-banyaknya, menang atau kalah itu bonus,” tegas Taufik Nabilla (22). Mahasiswa Program Studi (Prodi) D-4 Film dan Televisi (FTV) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang yang saat ini sedang mendalami dunia perfilman sebagai sutradara.
 
Meski belum lama terjun di dunia film, pria yang akrab disapa Taufik itu sudah berhasil membuat beberapa film. Karyanya yang terbaru berjudul Anglocita (2022) dan melalui tekadnya di dunia film ia berhasil meraih 5 prestasi tingkat nasional pada tahun 2022 ini. Dua diantaranya, juara 2 untuk penyutradaraan di ajang Semarang Gawe Film dan Film Favorit di ajang Universitas Jember Film Festival (UNEFF). 
 
“Jujur tidak menyangka bisa masuk nominasi di dua ajang dan berhasil menuai prestasi, bahkan terpilih jadi 30 film terbaik dari 400 film yang disubmit. Karena awalnya hanya bersenang-senang dan ingin menambah pengalaman saja,” ungkap pemilik akun instagram @taufiknb itu.
 
Mahasiswa kelahiran Salido, 26 Desember 2000 itu bercerita bahwa hatinya tergerak terjun ke dunia film untuk mengangkat isu-isu di masyarakat. Salah satu yang sering saya temui masih banyaknya orang yang menganggap sebelah mata seniman-seniman di Indonesia. Melalui filmnya berjudul Anglocita, ia menceritakan korelasi seorang seniman ketoprak dengan perubahan zaman. 
 
“Melalui film ini saya ingin menyampaikan bahwa seniman masih ada meski diterjang dengan perubahan zaman yang tidak memihaknya. Pesannya adalah para seniman juga bisa membahagiakan diri sendiri dan orang lain melalui karya-karyanya,” jelas Taufik.
 
Sementara untuk film pertama yang dibuatnya saat duduk di bangku semester 1 berjudul Keceklik (2021) tidak kalah sukses. Berhasil masuk di dua festival internasional di tahun 2021 yaitu Official Selection of Lift – Off Global Network First Time Filmmaker Session dan Official Selection of Kalimantan International Indigenous Films Festival.
 
Passion Taufik yang diawali dari kegemaran menonton film festival juga mengantarkannya untuk melanjutkan studi di Prodi D-4 FTV Udinus. Menurutnya, kampus dengan akreditasi Unggul itu memiliki dosen yang giat memberi dukungan kepada mahasiswanya untuk berkarya. Sehingga dengan banyaknya prestasi yang telah diraih oleh mahasiswa, ia berharap fasilitas kampus bisa lebih ditingkatkan. 
 
“Kalau melihat pengalaman industri di Jakarta, setelah lulus nanti saya masih ingin fokus terjun di dunia perfilman profesional. Hal itu saya mulai dari mengambil freelancer terlebih dulu,” tutup pria yang hobi menonton film dan bermusik itu. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)