AKTIF IKUTI PROGRAM KEWIRAUSAHAAN SELAMA KULIAH, USAHA JAMUR CRISPY ANGGORO ALUMNI PRODI S-1 MANAJEMEN KANTONGI OMZET JUTAAN RUPIAH

[Sassy_Social_Share]

AKTIF IKUTI PROGRAM KEWIRAUSAHAAN SELAMA KULIAH, USAHA JAMUR CRISPY ANGGORO ALUMNI PRODI S-1 MANAJEMEN KANTONGI OMZET JUTAAN RUPIAH

[Sassy_Social_Share]

“Berwirausaha itu bermula dari penyelesaian masalah, niat, dan ketekunan. Ketiga hal itu saya dapatkan dari dukungan sekitar saya selama berkuliah di Universitas Dian Nuswantoro, salah satunya mengikuti ajang Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) ” ucap Anggoro Aziz Dwisambodo pelaku bisnis jamur crispy ‘Mushroom-nim’ yang merupakan Alumni Prodi S-1 Manajemen Udinus.

Pria yang akrab disapa Anggoro itu bercerita, ide bisnisnya bermula pada tahun 2020 yang mana kala itu kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sedang gencar-gencarnya karena pandemi Covid-19. Bersama rekan-rekan mahasiswanya satu kontrakan, mereka sepakat untuk menghemat pengeluaran uang makan dengan masak sendiri. 

Karena terbatasnya interaksi sosial, banyak pasar di sekitar kontrakannya yang sepi. Namun saat itu juga Anggoro mendapatkan tawaran jamur tiram dengan harga yang cukup murah. Dengan berbekal niat untuk menekan pengeluaran, ia pun mengolah jamur tersebut menjadi berbagai jenis makanan seperti oseng jamur dan jamur krispi. 

“Dari situ saya bersama teman-teman sadar bahwa jamur krispi sangat cocok digunakan untuk camilan, dengan harga terjangkau. Meski awalnya hanya berbekal menonton video youtube, akhirnya memutuskan untuk memulai usaha pada 24 September 2020,” jelasnya.

Laki-laki kelahiran Purwokerto, 27 Juli 1999 itu mengungkapkan bahwa target pasar pertamanya adalah K-Popers. Karena saat itu ia sedang aktif mengikuti komunitas K-Pop di Kota Semarang salah satu fandom, yakni Reveluv. Dari situlah nama ‘Mushroom-nim’ muncul dan ia gunakan hingga saat ini.

“Kata ‘nim’ itu diambil dari Bahasa Korea artinya saudara, atau yang dituakan. Tapi, makin kesini targetnya semakin meluas sampai ke masyarakat umum,” jelasnya.

Dalam satu bulan, Anggoro bisa menjual rata-rata 600 pcs dengan range harga 8 sampai 13 ribu rupiah. Mushroom-nim sudah banyak didistribusikan ke toko-toko yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. “Saat ini omzet satu bulan kurang lebih bisa 4 sampai 6 juta rupiah,” ungkap Anggoro. 

Saat masih berkuliah di Udinus, alumni angkatan 2018 itu mengikuti berbagai program kewirausahaan untuk pengembangan bisnisnya. Mushroom-nim juga sempat mengikuti ‘Expo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia’ (KMI). 

Usahanya terus berkembang berkat bimbingan dari mentor, baik dalam pada dosen maupun dari luar kampus. Melalui kegiatan itu, ia juga mendapat pendanaan mencapai 12,5 juta rupiah dari kemdikbud ristek dikti, untuk mengembangkan Mushroom-nim. Dana itu ia manfaatkan untuk melengkapi alat produksi, serta mengembangkan marketplace, dan sosial media. 

“Bagi saya, dampak dari Udinus cukup besar untuk keberhasilan usaha jamur crispy ini. Saya bisa mendapatkan banyak bekal berwirausaha dari beberapa mata kuliah seperti kewirausahaan, start-up, dan kewirausahaan lanjut,” ungkap Anggoro.

Anggoro berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk menggunakan kesempatan sebaik mungkin. Berkuliah adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan diri. Mahasiswa tidak harus melepaskan kuliahnya untuk berwirausaha. Justru malah banyak wadah untuk pengembangan bisnis ketika berkuliah.

“Aktif mengikuti kegiatan di kampus, itu membantu banget. Saya malah terbantu dengan aktif di kampus, ikut kegiatan KBMI, lalu mendapat pendanaan,” tutupnya. (Humas/Ika. Foto: Dok. Pribadi)