Berbagai aktivitas umat Muslim di bulan Ramadan akan mendatangkan segala berkah pahala dari Allah SWT. Untuk itu banyak kegiatan yang dilakukan oleh berbagai institusi, agar suasana Ramadan lebih hangat dan bermanfaat bagi umat Muslim di dun

[Sassy_Social_Share]

Berbagai aktivitas umat Muslim di bulan Ramadan akan mendatangkan segala berkah pahala dari Allah SWT. Untuk itu banyak kegiatan yang dilakukan oleh berbagai institusi, agar suasana Ramadan lebih hangat dan bermanfaat bagi umat Muslim di dun

[Sassy_Social_Share]

SEMARANG- Setelah lolos menjadi 10 besar pada even bergengsi lomba batik tingkat nasional yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud pada awal bulan lalu, Gabriel Valentinus dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang  akhirnya berhasil merebut juara 1 tingkat nasional atas karyanya yakni desain batik  untuk kategori desain batik interior. Gabriel yang merupakan mahasiswa semester 2 program studi Teknik Industri Udinus  itu berhasil menyisihkan peserta dari berbagai kampus yang ada di Indonesia. Sementara, pengumuman pemenang telah dilakukan pada Selasa(16/7)  malam di Jakarta. Gabriel membuat sebuah karya desain dengan judul “warak ngiup” (warak berteduh). Ia berhak mendapatkan tropi juara dan uang pembinaan dari Kemdikbud. Seperti diketahui Gabriel juga merupakan mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan (BU) dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BKLN), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Lomba ini merupakan kerjasama antara Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dan Yayasan Batik Indonesia tahun ini  mengambil tema  “Batik Nusantara Warisan Budaya Indonesia Untuk Dunia”. Rektor  Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Dr Ir Edi Noersasongko,MKom saat dikonfirmasi mengatakan sangat bangga atas prestasi yang diraih mahasiswanya. Hal ini merupakan wujud dari apresiasi mahasiswa dalam mengekplorasi ide kreatif dalam merancang motif batik.“Sebagai generasi muda sudah selayaknya ikut handarbeni,ikut serta meningkatkan kecintaan dan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya khususnya batik,” tandas Edi. Ia mengaku, sudah sepantasnya mereka terlibat secara langsung mengenalkan dunia melalui budaya batik. Batik merupakan warisan budaya yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Mahasiswa juga punya kewajiban dalam mempromosikan budaya itu, baik bernuansa kearifan lokal maupun batik kreasi yang bisa dipublikasikan pada masyarakat dunia.Meski demikian Edi menambahkan, sangat berkesan atas even ini dan memberikan apresiasi atas pelaksanaan lomba Desain Motif Batik Mahasiswa 2013. Menurutnya, ini merupakan salah satu langkah konkrit Kemdikbud dalam melestarikan batik dikalangan generasi muda. “Even-even seperti ini sangat kami dukung, sehingga kedepan tercipta generasi-generasi muda yang bertangan dingin dan berkarya lebih inovatif,” tambah Edi.

Kepala Humas Udinus, Agus Triyono,MSi menambahkan batik sebagai warisan budaya lokal kini sudah mendunia. Artinya, batik sebagai warisan bangsa ini telah menjadi bagian dari kekayaan dunia, seperti yang dikukuhkan Unesco sebagai  salah satu warisan dunia. “ Batik merupakan kekayaan kita yang harus dipertahankan. Oleh karenanya, kontribusi mahasiswa dalam berkarya dan mengikuti even dalam skala yang lebih besar akan terus ditingkatkan,” ujar Agus. (*)