Mengangkat tema “Niji” yang berarti pelangi, tahun ini acara Festival budaya Jepang atau yang lebih dikenal dengan Bunkasai milik Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (HIKARI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Dian Nuswantoro pada Sabtu-Minggu (7-8/5) lalu.

Begitu memasuki pelataran parkir gedung G Udinus, sudah terasa kemeriahan Bunkasai tahun ini. Berbagai ornamen, mulai dari bunga sakura, payung berwarna-warni, hingga lampion menambah keberagaman yang ingin diwujudkan di acara ini. “Pemilihan tema Niji ini didasari atas banyaknya warna perbedaan yang ada pada sastra Jepang Udinus, baik dari segi pemikiran maupun hal lain,” ungkap Budi Utomo selaku panitia.

 

Acara yang dibuka oleh Rektor Udinus Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, Dekan FIB Dr. Dwi Eko Waluyo, serta perwakilan KIBI International University Japan Tri Hayuningrum. “Saya sangat bangga pada kegiatan Bunkasai yang rutin diadakan setiap tahun ini. Semakin kita memahami budaya bangsa lain, maka akan semakin bertambah pula nasionalisme kita. Dan di ajang ini, mereka yang duduk di bangku SMA/K sederajat dapat mengenal Sastra Jepang Udinus lebih dekat,” tutur Edi.

 

 

 Pembukaan ini juga diikuti oleh sekitar 170 an peserta lomba akademik maupun non-akademik dari seluruh SMA/K sederajat di Jawa Tengah yang digelar selama Bunkasai berlangsung. Prosesi pembukaan yang diadakan di kampus FIB Udinus Gedung G Lantai 3 ini mendapat sambutan meriah. Karena setelah pembukaan, Rektor Udinus berkenan untuk meninjau langsung beberap lomba yang mulai digelar. Diantaranya Japanese Story Telling Competition, Lomba Cerdas Cermat (LCC), Japanese Caligraphy (Shodou), dan Manga Drawing Competition. Khusus untuk lomba Shoudou dan Story Telling, dihadirkan juri dari PT. SAMI Masafumi Kurita yang memang native speaker dari Jepang.

Setelah pembukaan, ditampilkan Omikoshi dimana beberapa mahasiswa sastra Jepang Udinus beramai-ramai memanggul tandu suci mengelilingi lokasi Bunkasai. Tidak hanya Omikoshi saja yang mendapat perhatian pengunjung, namun juga Soran Bushi, tarian yang menggambarkan semangat nelayan yang sedang mencari ikan di laut. Tarian ini memang cukup menyita perhatian, karena para penarinya akan bersorak-sorai untuk menggambarkan semangat yang sedang dimiliki.

 

Hingga Minggu (8/5) tercatat oleh panitia, ribuan pengunjung yang datang memadati pelataran parkir Udinus. Selain lomba akademik, digelar juga lomba non-akademik seperti seperti Band Competition, Cover Dance Competition, Karaoke Competition, Cosplay Competition, Ramen Competition, dan Milk Drinking Competition.  Salah satu pengunjung Bunkasai yang hadir, Filail Dela Delfia dari SMA Kesatrian 2 Semarang, mengungkapkan antusiasnya. “Tidak hanya nuansa kejepangannya, namun juga orang-orang yang hadir sangat mengapresiasi acara ini dengan menggunakan kostum khas Jepang. Selain itu, saya bisa berfoto bersama peserta Cosplay Competition, dan bisa langsung di update di media sosial,” tutur Dela berseri-seri. (*humas)

 

 

OMIKOSHI:  Mahasiswa Sastra Jepang Udinus memanggul Omikoshi mengelilingi area Festival Bunkasai 2016. Foto: Nining Sekar.