Dosen Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang mengembangkan aplikasi untuk mendukung perbaikan gizi yang diperuntukkan untuk remaja.

Aplikasi bernama ‘Giziku Baik’ (GB) ini dirancang sebagai luaran dari penelitian dari dua dosen FKes, yakni Vilda Ana Veria Setyawati S.Gz, M.Gizi sebagai perancang dan Arif Kurniadi M.Kom sebagai pengembang.

Penelitian itu merupakan SKIM penelitian desentralisasi tahun 2021 yang mengusung nama, ‘Model Pendidikan Gizi Remaja Stunting Berbasis Aplikasi Mobile dengan Pendekatan Keluarga dan Sekolah’

Penciptaan aplikasi ini berawal dari permasalahan program stunting yang masih terus dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam permasalahan ini remaja merupakan salah satu sarana untuk intervensi terhadap program itu. Mereka berperan sebagai agen ganda penanganan gizi karena memiliki risiko masalah gizi.

Selain itu, disebutkan bahwa tahun 2024 program penurunan stunting harus mencapai 14% untuk dikatakan sukses, yang juga melatarbelakangi pengembangan aplikasi tersebut.

“Penanganan gizi melalui aplikasi kami lakukan karena kami juga meyakini gadget merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kehidupan remaja saat ini, sehingga penyuluhan gizi baik dapat tersebar merata,” jelas Vilda.

Fitur utama aplikasi ini antara lain pengukuran status gizi, untuk mengetahui tindakan apa yang harus diambil. Untuk mengetahui status gizi pengguna, diperlukan mengisi beberapa data yang berhubungan dengan indeks massa tubuh berdasarkan umum dan juga status stunting.

“Selain itu ada juga fitur lain untuk pengukuran pengetahuan, pengukuran praktik gizi, pengukuran paparan junk food hingga edukasi stunting yang dapat dipantau oleh pengguna setiap bulannya,” tambah Vilda.

Melalui inovasi tersebut, masih belum cukup untuk mendorong remaja agar lebih peduli pada status gizi. Maka tim penelitian juga menggandeng beberapa sekolah dan orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam perbaikan gizi remaja.

Salah satunya SMA Swasta di Kota Semarang yang berpartisipasi langsung menggunakan aplikasi GB. “Tanggapan dan masukkan kami tampung dari peserta untuk ke depannya terus membangun aplikasi ini menjadi lebih baik lagi, seperti pada tampilan fitur dan memberikan feedback,” imbuh Vilda.

Vilda juga menambahkan, “beberapa kendala yang sering saya temui banyaknya aplikasi yang tertinggal setelah program penelitian berakhir. Kami akan mengantisipasinya dengan menggandeng Dinas Pendidikan Kota Semarang agar sosialisasi yang dilakukan lebih merata,” tutupnya

Menanggapi aplikasi tersebut, Dekan FKes Enny Rachmani SKM, M. Kom, Ph mengatakan bahwa aplikasi itu bisa menjadi sebuah dorongan, utamanya bagi mahasiswa maupun dosen lainnya untuk terus memberikan inovasi kepada masyarakat.

“Kami percaya bahwa perguruan tinggi masih menjadi salah satu pilar penting untuk terus berinovasi sehingga mampu menjawab berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat, seperti pada bidang kesehatan,” harap Enny. (Humas Udinus/Haris. Foto : Dok. FKes)