“Fakultas Teknik Jaya..! Fakultas Teknik Jaya…!” Yel Yel ini diteriakkan di awal dan akhir pelaksanaan dialog akademik yang digelar oleh Fakultas Teknik Udinus, pada Kamis (27/2). Sudah merupakah agenda tahunan dari program kerja Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik (DPM-FT) untuk menggelar dialog akademik, demi tercapainya kesepakatan antara mahasiswa dan pihak fakultas sehingga menguntungkan kedua belah pihak.

Acara yang dihadiri oleh sekitar 50 mahasiswa Fakultas Teknik ini dijadikan ajang untuk bertukar pikiran untuk kemajuan dari Udinus, khususnya Fakultas Teknik. Dari pihak akademik, acara ini menghadirkan Dekan FT Udinus DR. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng, Sekdek FT Wisnu Adi, ST, M.Eng, Kaprogdi Fakultas Teknik Industri, Kaprogdi Fakultas Teknik Elektro, dan beberapa pejabat di lingkungan FT Udinus lainnya.

Sebelum dibuka sesi tanya jawab, dialog akademik ini disampaiakan terlebih dahulu presentasi hasil survey mengenai sistem akademik, laboratorium, dan fasilitas di sekitar FT Udinus oleh Ketua DPM FT Udinus Rendi Santoso. Dan ditanggapi positif oleh Dekan Fakultas Teknik, “Survey semacam ini membantu Fakultas Teknik, karena dapat dijadikan koreksi kami untuk semakin berbenah demi kemajuan kedepannya.

Selanjutnya banyak disampaikan pertanyaan mahasiswa, seperti fasilitas perkuliahan baik itu kelas maupun laboratorium, penambahan pelatihan softskill yang nantinya dapat bermanfaat untuk lulusan FT Udinus sendiri, misalnya pelatihan berbahasa Inggris, kuliah umum bersama praktisi, bimbingan karir untuk persiapan kerja, hingga observasi langsung tentang materi perkuliahan. Hal ini disampaikan mahasiswa, karena saat ini banyak sekali peluang kerja yang tidak sama dengan bidang ilmu perkulihaan yang dimiliki, sehingga penambahan kemampuan softskill dapat menunjang daya jual mahasiswa saat terjun ke dunia industri.

Devi salah seorang mahasiswi program studi Teknik Industri mengatakan dialog akademik sangat diperlukan untuk memberi masukan bagi kemajuan pendidikan terutama dalam rangka proses belajar mengajar. Hal itu dimaksudkan agar ada progress yang baik dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

“Media dialog akademik harus menjadi budaya yang terus dilestarikan sehingga ada komunikasi dua arah antara mahasiswa dan pihak kampus, ” ujar Devi.(humas)