Kesiapan lulusan perguruan tinggi menghadapi budaya kerja yang kini semakin menuntut tidak hanya skill dan knowledge saja, namun juga kompetensi. Terlebih untuk menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, kompetensi menjadi kualifikasi wajib bagi lulusan perguruan tinggi. 
Untuk mensinergikan antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) memprakarsai pertemuan  beberapa perguruan tinggi dengan Paguyuban HRD Jawa Tengah, pada Sabtu (9/5) di Rektorat Udinus. 
Dihadiri oleh sekitar 60 perusahaan yang tergabung di Paguyuban HRD Jawa Tengah, 5 universitas di Jawa Tengah, perwakilan Kopertis Wilayah VI, Kepala Binalantas Disnakertrans Jawa Tengah Agus Sutrisno, dan dari BLKI (Balai Latihan Kerja Indonesia).

“Kami berharap pertemuan ini menghasilkan manfaat yang positif. Tidak hanya bagi Udinus sebagai pemrakarsa, tapi juga menjadi jembatan bagi perusahaan dan perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusannya lebih maksimal ketika akan memasuki dunia kerja,” ujar Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Udinus. 
Pengembangan softskill sebelum mahasiswa dilepas ke dunia industri, hendaknya menjadi pekerjan rumah bagi perguruan tinggi. Karena setelah dicanangkannya MEA 2015, kompetensi menjadi tolak ukur berkualitasnya lulusan suatu perguruan tinggi.

“Di Udinus, kami menghimbau agar para dosen tidak hanya menyampaikan materi saja, namun juga menyisipkan softskill pada para mahasiswa. Sehingga antara skill, knowledge dan softskill mahasiswa menjadi seimbang,” tambah Edi.

Sementara itu Ketua Paguyuban HRD Jawa Tengah, Guno Prawoto menggarisbawahi, bahwa pertemuan yang diprakarsai oleh Udinus antara universitas dengan para stakeholder ini baru merupakan langkah awal. “Nantinya kami akan menggelar pertemuan rutin, agar nantinya banyak lulusan dari universitas dapat segera terserap dunia industri, yang berefek pada menurunnya angka pengangguran di Indonesia,” tandas Guno. Iapun setuju dengan ungkapan bahwa selain membekali dengan skill dan kompetensi, universitas juga membangun nilai-nilai softskill mahasiswanya. “Hal ini agar meminimalisir jangka waktu beradaptasi di dunia industri bagi para fresh graduate yang siap kerja.”(humas)