Upaya memajukan pertanian nasional, Institut Pertanian Bogor (IPB) University bekerjasama dengan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang gelar Focus Group Discussion (FGD). Diskusi yang diperuntukan kepada para petani kentang tersebut dilakukan secara hybrid pada Senin, 13 Desember 2021. 
 
FGD tersebut sebagai luaran Program Penelitian Institute Agromaritim IPB, yang membahas Sistem Pendukung Keputusan Spasial Cerdas Untuk Logistik dan Rantai Pasok Kentang. Diskusi dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Marimin selaku Ketua Tim Program Penelitian Institusi Agromaritim IPB, 
 
Dengan dihadiri oleh empat narasumber dari berbagai bidang, yaitu Dosen Teknik Industri Udinus Dr. Rindra Yusianto S.Kom, M.T., kelompok tani Enggal Makmur, Parmin. Sementara dari Industri dihadiri CEO Adhiguna Laboratory Adi Nurcholis, M.Sc., serta dari Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Wonosobo dihadiri oleh Sidik Widagdo, S.Sos., M.Si.
 
Dr. Rindra Yusianto S.Kom, M.T., memaparkan bahwa salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui aplikasi berbasis komoditas agroindustri kentang, bernama Smart Argologistik. Aplikasi itu bertujuan untuk mempertemukan kelompok tani, pengepul, pedagang, industri dan konsumen pasok kentang di wilayah Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah. 
 
“melalui aplikasi ini user dapat menyelesaikan semua permasalahan di tingkat pertanian secara luas, dapat memasarkan produknya secara luas. Kedepan harapannya sistem aplikasi ini juga bisa untuk semua produk tani lainnya dan tidak hanya kentang saja,” jelasnya.  
 
Aplikasi Smart Agrologistik diciptakan untuk meningkatkan kinerja para petani dalam melakukan transaksi dengan calon pembeli. Aplikasi android tersebut dilengkapi dengan fitur katalog, manajemen stok, transaksi, pembayaran, hingga tracking pengiriman produk. Smart Agrologistik bersifat free dan dapat diunduh di smartphone melalui Play Store.
 
Sebagai perwakilan kelompok tani, Parmin mengaku aplikasi tersebut disambut baik oleh para petani ketang lainnya. Melalui aplikasi tersebut permainan harga dapat diminimalisir, karena para tani dapat melihat kondisi pasar secara realtime. 
 
“Dengan aplikasinya yang berbasis android jadi lebih ekonomis untuk para petani, dan tidak banyak petani yang merasa kesulitan mengoperasikan aplikasi tersebut,” ujarnya. 
 
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Marimin turut berbahagia dapat mengenalkan program penelitiannya kepada kelompok tani, industri hingga pemerintah. Menekankan bahwa penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi tidak hanya teori saja, melainkan dioperasionalkan secara langsung. Prof Marimin berharap semua permasalahan yang disampaikan dapat sesegera mungkin diatasi. 
 
“Kami juga sudah mencatat fitur-fitur tambahan untuk jangka pendek dan pajang yang dapat dikolaborasikan. Selanjutnya ketika semua sistem sudah sempurna kami akan mengadakan sosialisasi yang lebih besar sehingga bisa memberikan manfaat untuk sesama,” harapnya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)