Saat ini orang sudah mulai cerdas berlomba-lomba berinovasi dalam berdagang atau usaha. Ide usaha bisa datang dari aktiftas apa saja. Mulai dari aktifitas kegemaran, makanan kesukaan, dan lain sebagainya. Seperti Didith Haryo Wicaksono Putro misalnya. Hobi nongkrongnya bersama teman-teman, melahirkan ide kreatif jadi pengusaha yakni Esgrim House. Sensasi makan es krim dengan Good Plating dan harga miring bisa dinikmati di kedai es krimnya. Kondisi Semarang yang cuacanya cukup panas membuat Didith dan kawan-kawan memilih es krim sebagai menu utama di kedainya.
Alumni S1 Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) angkatan 2010 ini memulai usaha es krim sejak akhir 2014 lalu. Branding dan promosi sudah dilakukan sebulan sebelum kedai Esgrim House dibuka. “Terinsipirasi semangat wirausaha bapak Rektor Udinus, sejak semester akhir di bangku kuliah, saya memutar otak ingin jadi pengusaha ketimbang bekerja,” ujar Didith yang lahir pada 5 April 1991 ini. Bersama ketiga temannya, Owner Esgrim House ini membagi jobdesk masing-masing. Dimas di bagian keuangan, Kuncoro di bagian Sumber Daya Manusia (SDM), Lanang dibagian loading dan persediaan gudang, sedangkan Didith sendiri fokus di bagian marketing dan promosi. Saat ini omset Esgrim House sudah menyentuh angka seratus juta rupiah lebih, di setiap bulannya dengan 10 % laba bersihnya dikhususkan untuk bersedekah. Saat ini Esgrim House telah dibuka 3 cabang, yakni di daerah Singosari, Tlogosari dan satu lagi di kota Solo.
Memang sudah bakatnya berwirausaha, selain Esgrim House di kota Semarang dan Solo, alumni SMAN 11 Semarang ini juga nyambi berjualan kaos dengan brand Diths Apparel. “Hebat itu ketika kita telah menjadi distributor rezeki untuk orang lain, bukan cuma mencari rezeki untuk diri sendiri” ujar laki-laki yang gemar menggebuk drum ini. (*humas)