Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang sosialisasikan pembuatan paving block menggunakan campuran sampah plastik kepada mahasiswa dan masyarakat, pada workshop yang diselenggarakan oleh tim Kedaireka Paving Block Campuran Plastik pada Sabtu, 11 Desember 2021.
Workshop yang dihadiri oleh kurang lebih 20 peserta tersebut terdiri dari mahasiswa Fakultas Teknik Udinus, masyarakat Kelurahan Pendrikan Kidul dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI). Kegiatan itu dilakukan di Gedung D Lantai 1 Ruang Serbaguna dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Materi disampaikan oleh Tim Kedaireka Paving Block Campuran Plastik Dewa Kusuma Wijaya, M.Sc., yang memberikan wawasan mengenai pembuatan paving block dengan campuran plastik dan berbagai manfaatnya. Acara dibuka oleh Ketua tim Kedaireka Paving Block Campuran Plastik Dr. Ir. Dian Retno Sawitri MT dan disambut oleh Lurah Pendrikan Kidul Tati Trianingsih S.H.
Dr. Ir. Dian Retno Sawitri MT selaku ketua tim menyampaikan bahwa program kedaireka memperoleh hibah sekitar 1,6 Miliar Rupiah. Hibah tersebut dimanfaatkan oleh Udinus untuk alat pembuatan paving block campuran plastik dan aplikasi resiq.id untuk melakukan pemasaran. Pembuatan paving block itu sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan keunggulan adanya bahan yang ramah lingkungan. Memanfaatkan sampah plastik yang tidak memiliki nilai ekonomis.
“Kegiatan ini kami lakukan sebagai upaya berbagi ilmu pada masyarakat sekaligus mengenalkan adanya paving block campuran plastik yang lebih ramah lingkungan. Mengajarkan mahasiswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya.
Dalam workshop tersebut, para peserta dapat melihat langsung proses pembuatan paving block campuran plastik di Area Parkir Mangga Dua Udinus. Plastik cacah, pasir dan abu batu sampai homogen dicampurkan dengan komposisi yang bervariasi tergantung kuat tekan paving block yang dikehendaki. Komposisi aman yang digunakan antara 1 – 8 persen dari total massa agregat yang batas maksimumnya 12 persen.
“Pembuatan paving block campuran plastik dilakukan dalam enam tahap dimulai dari pencacahan material plastik cacah menjadi seukuran 9 mm. Hingga dicetak menggunakan mesin press hydrolic-vibro press yang memiliki tekanan minimal 2 ton,” jelas Dewa Kusuma Wijaya, M.Sc dosen S-1 Teknik Biomedis Udinus tersebut.
Dalam riset yang dilakukan, Dewa memaparkan bahwa jumlah sampah plastik di laut Indonesia menduduki peringkat ke-2 setelah Cina. Hal memprihatinkan itu diperkirakan berjumlah 10 persen dari total sampah plastik di seluruh dunia, atau setara dengan 1,29 juta metric ton.
“Penelitian tentang aspal modifikasi menggunakan polimer ini telah dilakukan sejak tahun 2004 dan atas inisiasi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan berlanjut kembali pada awal tahun 2017,” paparnya.
Sebelumnya Udinus juga telah melakukan pemanfaatan sampah plastik untuk campuran bahan aspal jalan. Penggunaan aspal plastik tersebut sudah dilakukan di beberapa wilayah seperti Pendrikan Kidul, Gempol, dan Makasar pada tahun 2020. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)