Kualitas budaya Indonesia memang tak perlu diragukan lagi, karena beragamnya jenis budaya yang ada harus dilestarikan dan di”uri-uri” sehingga eksistensinya mampu dipertahankan dengan baik. Namun demikian, tidak ada salahnya jika kita mengadopsi budaya-budaya dari negara lain, dengan lebih dulu mencermati dan menganalisis mana sajakah yang pantas diterapkan di negara kita.

Fenomena Muen Shakai di Jepang yang makin marak diperbincangkan, menjadi salah satu hal konsen Fakultas Ilmu Budaya UDINUS dan Asosiasi Studi Jepang Indonesia (ASJI) dalam Simposium Nasional dengan tema “Tinjauan multi-disipliner terhadap fenomena muen shakai pada masyarakat Jepang dewasa ini”. Muen Shakai adalah gejala sosial dimana makin banyak individu yang mengalami kematian terkucil, masyarakat menua, pernikahan menua hingga pengurangan jumlah anak.

Simposium yang diadakan pada baru-baru ini di kampus Udinus, dihadiri oleh ratusan peserta symposium dari Udinus maupun universitas lain di Semarang dan sekitarnya, serta 37 pemakalah yang berasal dari seluruh dosen dan peneliti bidang kejepangan, seperti wakil dari UNAIR, UI, Binus, Universitas Andalas, Universitas Jember, dan lain sebagainya.

Rektor UDINUS, Edi Noersasongko dalam sambutannya mengemukakan, bahwa simposium seperti ini juga untuk meningkatkan mutu pendidikan UDINUS sendiri, selain juga untuk menjalin kerjasama dengan pihak Jepang.

“Dengan menjadi tuan rumah simposium nasional ini, dapat mempererat persahabatan antara Jepang dengan Udinus, terlebih jika terjalin kerjasama pendidikan dengan universitas-universitas di Jepang,” tambah Edi.

Hadir sebagai tamu kehormatan Direktur ASJI Siti Dahsiar Anwar, S.S, Atase Pendidikan KBRI Jepang untuk Indonesia Mr. Yusuke Shindo, dan Direktur The Japan Foundation, Ms. Ai Goto. Sedangkan untuk keynote speaker mengenai tema Muen Shakai adalah Prof Ochiai Emiko dari Kyoto University, dan Prof. Suzuki Iwayumi dari Tohoku University. Prof Ochiai mengemukakan, fenomena muen shakai terjadi karena pertumbuhan demografi di Jepang, sehingga berpengaruh pada menurunnya kadar bersosialisasi masyarakat Jepang.

Udinus sendiri pada Maret 2014 nanti akan mengadakan kunjungan ilmiah ke Tokyo University of Technology Jepang bersama 75 mahasiswa, dan berkunjungi ke studio animasi Doraemon yang terkenal di seluruh dunia, memperkenalkan budaya Jepang melalui animasi.(humas)