Semangat ingin tahunya tinggi, itulah kesan siswa-siswi kelas kelas VI Sekolah Dasar DAQU (Daarul Qur’an) ketika belajar tentang kesehatan reproduksi. Ini merupakan kali keduanya Rumah Sahabat Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) diminta memberikan penyuluhan  di sekolah yang beralamatkan di Jl. Gergaji Palem, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan itu. Sebelumnya setahun yang lalu Rumah Sahabat juga diminta memberikan sosialisasi tentang hal yang sama pada siswa siswi yang berbeda.
 
Belum lama ini, 24 siswa siswi mendapatkan materi tentang kesehatan reproduksi khusus untuk anak usia 8-13 tahun. Siswa-siswi belajar tentang pubertas, cara menjaga kesehatan organ reproduksi, bahaya pornografi, dan mitigasi untuk pencegahan segala bentuk kekerasan/ kejahatan seksual. Materi disampaikan menggunakan metode ceramah menggunakan media audio visual, diskusi, dan pemutaran beberapa video yang terkait dengan setiap jenis materi.
 
Rumah Sahabat adalah sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan yang peduli terhadap problematika remaja khususnya pada isu Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan dan Zat Adiktif (NAPZA), serta HIV&AIDS. Kerjasama dengan berbagai sektor telah terjalin baik seperti dengan Youth Center Pilar PKBI Jateng, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Semarang, Rumah AIRA untuk penderita AIDS, jejaring peer educator di Perguruan Tinggi se Kota Semarang, dan sektor terkait lainnya. Roadshow kelas edukasi tentang KRR diselenggarakan oleh Rumah Sahabat setiap tahun sejak tahun 2012 di beberapa SMK dan SMA di Kota Semarang. Namun baru 2 tahun terakhir ini UKM Rumah Sahabat diminta untuk membuka kelas edukasi di sekolah dasar. Kismi Mubarokh, S.KM, M.Kes selaku pembina UKM Rumah Sahabat menyampaikan, hal ini penting terutama untuk kelas 5 atau 6 untuk lebih mempersiapkan mereka memasuki masa pubertas. “Mereka harus mendapakan informasi tentang kesehatan reproduksi dari sumber yang bertanggungjawab, bukan hasil mencari di situs internet yang belum tentu jelas kebenarannya,” papar Kismi.
 
Antusiasme siswa siswi sangat tinggi dalam menyimak proses pembelajaran. Pengetahuan hampir semua siswa meningkat setelah dilakukan penyuluhan dari yang semula hanya 5 orang yang bisa menjawab pertanyaan sebelum penyuluhan. Tidak hanya siswanya, pihak sekolah menginginkan adanya kegiatan lanjutan semisal penyuluhan yang diberikan secara berkala oleh UKM Rumah Sahabat Udinus. (*Humas)