Tim peneliti Indonesian Tobacco Control Research Network (ITCRN) 2024 dari Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menggelar Diseminasi Hasil Penelitian. Pada kesempatan itu, mereka melakukan pemaparan kepada stakeholder, dosen, dan juga mahasiswa yang berlangsung di Ruang Teater, Gedung I, Lantai 6 Udinus, pada Selasa (11/03/2025).
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Program Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Udinus, Dr. Eti Rimawati, S.K.M., M.Kes. Ia menyebutkan bahwa ITCRN merupakan hibah penelitian yang didukung oleh Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Universitas Indonesia serta Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.
“Keduanya merupakan institusi yang memiliki perhatian besar terhadap pengendalian rokok. Harapannya penelitian ini dapat memunculkan rekomendasi kebijakan yang lebih kuat untuk mendukung pengendalian tembakau di Jawa Tengah (Jateng). Untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat,” ujarnya.
Pemaparan Hasil Survei
Diseminasi itu dihadiri 100 peserta yang memenuhi ruang aula tersebut. Diskusi berlangsung interaktif dengan dimoderatori oleh Aprianti, S.K.M., M.Kes., yang merangkum wawasan serta perspektif yang diberikan oleh para pembicara.
Terdapat tiga narasumber dalam sesi pemaparan hasil penelitian ITCRN. Sesi pertama dipaparkan oleh Ketua Tim Peneliti, Izzatul Alifah Sifai, S.K.M., M.P.H., yang membagikan hasil survei opini masyarakat tentang kebijakan pelarangan iklan dan sponsor rokok di Jateng.
Ia mengungkapkan, sebelumnya telah dilakukan berbagai strategi agar hasil penelitian dapat menjangkau stakeholder dan masyarakat. Hal itu mencakup publikasi ilmiah, media online, dan advokasi kebijakan melalui tinjauan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR).
“Ini merupakan langkah strategis untuk mendorong regulasi yang lebih ketat terkait pelarangan iklan luar ruangan di sekitar tempat pendidikan. Selain itu, strategi advokasi menggunakan policy brief merupakan pendekatan yang efektif untuk memberikan rekomendasi berbasis bukti kepada pemangku kebijakan,” jelasnya.
Izzatul juga menegaskan telah dilakukan audiensi langsung dengan Kepala Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, dr. Messy Widiastuti, M.A.R.S. Audiensi yang dilakukan bertepatan sebelum diseminasi itu juga memaparkan hasil survei opini yang sama. Secara umum, tim peneliti ITCRN akan mengawal secara keberlanjutan ajuan rekomendasi kebijakan dari hasil audiensi tersebut.
“Satu hal yang bisa dilakukan yaitu memberikan edukasi terkait permasalahan rokok pada kalangan remaja, khususnya melalui sosial media. Kami juga akan mengevaluasi PP, Perda dan juga KTR yang mendukung implementasi Kota Layak Anak. Karena masih banyak ditemukan iklan, sponsor, dan konsumsi rokok di kalangan anak dan remaja,” ungkapnya.
Menciptakan Kota Layak Anak
Pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Widya Ratna Wulan, S.K.M., M.K.M., yang mengulik strategi dalam menciptakan Kabupaten/Kota Layak Anak. Salah satunya dengan meninjau Perda KTR standar lingkungan sehat dan bebas asap rokok.
“Tinjauan ini menjadi instrumen penting untuk memastikan adanya larangan iklan rokok. Terutama di sekitar tempat pendidikan sebagai sumber utama munculnya perokok muda,” imbuh Widya.
Sementara itu, sesi terakhir diisi oleh Dr. Nurjanah, S.K.M., M.Kes., yang membagikan pengalaman dan pelajaran berharga dalam upaya pengendalian tembakau. Hal itu bertujuan untuk mengurangi penyebaran dan pemanfaatan tembakau untuk rokok.
“Melalui langkah ini diharapkan bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas asap rokok. Selain itu, mengurangi jumlah perokok baru, terutama di kalangan anak-anak dan remaja,” tegasnya. (Humas Udinus/Ika. Foto: Humas FKes Udinus)