Ratusan mahasiswa memadati Workspace Bengkel Koding yang terletak di Gedung H lantai 6 Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) untuk mengikuti Workshop Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW). Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIK) untuk memberikan pelatihan dan pembinaan kepada 102 mahasiswa pengusul P2MW.
Wakil Dekan FIK Bidang Akademik Udinus, Ir. Pujiono, S.Si., M.Kom., IPM., Asean Eng., menyebutkan bahwa tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk menyiapkan strategi agar semakin banyak ide bisnis mahasiswa yang didanai dalam P2MW tahun ini. Hal ini dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang cara membuat proposal yang berkualitas.
Pujiono mengaku senang dan mengapresiasi semangat mahasiswa dalam mengikuti workshop tersebut. Antusiasme ini tercermin dari banyaknya mahasiswa yang hadir dan aktif selama kegiatan berlangsung.
“Antusiasme mahasiswa dalam program ini sangat besar, dan ini patut diapresiasi. Harapannya, melalui pelatihan ini, mahasiswa dapat memahami konsep dasar berwirausaha dengan lebih baik. Kami juga berharap jumlah proposal yang lolos pendanaan dalam P2MW tahun ini meningkat, khususnya dari mahasiswa FIK Udinus,” ujarnya.
Peran LKWU
Acara yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman tentang P2MW ini turut menggandeng Lembaga Kewirausahaan (LKWU) Udinus sebagai narasumber.
Materi utama disampaikan oleh Kepala LKWU Udinus, Dr. Nila Tristiani, S.E., M.Si. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa dalam tahap awal bisnis, terdapat beberapa hal yang perlu disiapkan, seperti merancang desain produk, logo, hingga kemasan.
“Bagi mahasiswa yang masih berada di tahap awal, setidaknya harus sudah ada bentuk prototipe. Kemudian, tidak hanya membuat produk, tetapi juga harus memikirkan pemasarannya serta menentukan target pasar,” jelasnya.
Kepala LKWU Udinus juga mengingatkan mahasiswa agar lebih sadar terhadap kategori usaha yang paling diminati, misalnya bisnis makanan dan minuman. Namun, setiap usaha harus memiliki nilai tambah agar lebih kompetitif di pasar.
Sebagai contoh, Nila menyoroti bisnis Bandeng Asap Cair, salah satu ide bisnis mahasiswa Udinus yang berhasil mendapatkan pendanaan.
“Bisnis ini tidak hanya sekadar menjual bandeng, tetapi juga menggunakan teknologi pengasapan yang berbeda. Jika ingin menciptakan menu baru, mahasiswa harus melakukan riset terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kombinasi bahan yang digunakan memiliki manfaat,” tambahnya.
Kepala LKWU Udinus itu juga menegaskan bahwa LKWU Udinus terus berkomitmen mendukung mahasiswa dalam mengembangkan jiwa wirausaha yang inovatif dan berdaya saing. (Humas Udinus/Ika. Foto: Humas Udinus