Tobacco Free Community (TFC) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) mengingatkan pelajar akan bahaya penggunaan rokok dan vape. Hal itu diwujudkan oleh komunitas di bawah naungan Fakultas Kesehatan (FKes) Udinus melalui sosialisasi yang dikemas dalam program “TFC Goes to School” pada Kamis (13/03/2025).

Berlangsung di SMPN 40 Semarang, kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan siswa dari seluruh angkatan. Mengusung tema “Tobacco-Free Generation: Masa Depan Cerah Dimulai Hari Ini”, kegiatan itu bertujuan membangun kesadaran remaja untuk menjauhi rokok dan vape. Ajakan tersebut bertujuan menjaga kesehatan serta membentuk generasi yang lebih sehat dan produktif, sesuai dengan yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana, Adinda Putri Muktiasari.

“Pada kegiatan TFC Goes to School, kami mensosialisasikan mengenai rokok, mulai dari jenisnya, yakni rokok konvensional dan elektrik (vape), kandungan berbahaya pada keduanya, serta cara menghindari pengaruhnya,” terangnya.

Lebih lanjut, Adinda menjelaskan bahwa remaja menjadi target utama industri rokok karena berpotensi menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang. Hal ini disebabkan oleh mudahnya remaja dipengaruhi oleh iklan dan tekanan sosial serta rendahnya kesadaran terhadap risiko kesehatan.

“Industri rokok menggunakan strategi pemasaran yang menarik, seperti membangun citra keren dan pemberontakan untuk menarik perhatian. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk menghindari pengaruh rokok,” ujarnya.

Untuk menghindari pengaruh tersebut, kegiatan TFC Goes to School menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran akan bahaya merokok, seperti memilih lingkungan yang sehat serta membangun kepercayaan diri agar tidak mudah terpengaruh.

“Agar bisa menghindari bahaya merokok, remaja dapat memulainya dengan terlibat dalam aktivitas positif serta mendapatkan dukungan dari keluarga dan pihak sekolah. Dengan adanya langkah preventif, remaja dapat menjaga kesehatan dan masa depan yang lebih baik,” tambahnya.

Dukungan Sekolah

Sebagai upaya preventif untuk menghindari pengaruh rokok, lingkungan sekolah juga memegang peranan penting. Seluruh civitas academica turut berperan, baik guru maupun siswa. Secara terpisah, Kepala SMPN 40 Semarang, Bani Haris, S.Ag., M.Si., menyebutkan bahwa guru berperan sebagai pendidik, teladan, dan penegak aturan.

“Sementara itu, siswa berperan sebagai agen perubahan yang menyebarkan kesadaran dan menolak rokok. Dengan kerja sama yang baik antara guru, siswa, dan lingkungan sekolah, maka akan tercipta lingkungan sekolah yang sehat, aman, dan mendukung gaya hidup tanpa rokok,” lanjutnya.

Kepala SMPN 40 Semarang juga mengungkapkan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa dari FKes Udinus sangat membantu sekolah dalam mengampanyekan gaya hidup sehat tanpa rokok. Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok.

“Harapan kami, siswa yang telah mengikuti sosialisasi bisa lebih peduli terhadap kesehatan dirinya dan orang lain serta dapat menjadi contoh bagi remaja di sekolah lain,” pungkasnya. (Humas Udinus/Ika. Foto: Dok. TFC Udinus)