Peluang bisnis dapat ditemukan dari mana saja. Bermula dari hobi merajut, alumni Program Sarjana Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bernama lengkap Pradita Rahmawati, akhirnya menekuni hobinya tersebut menjadi sebuah bisnis. Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 2016, ketika perempuan yang akrab disapa Dita itu menerima pesanan dari temannya.

“Seiring berjalannya waktu, saya mulai melihat adanya peluang produk rajut untuk dijadikan bisnis. Kemudian, saat berkuliah di Udinus, sekitar akhir tahun 2019, saya mulai mendaftarkan legalitas bisnisnya,” ujarnya.

Bisnis rajutnya yang bernama Tids Crochet juga dijadikan Dita sebagai objek pembelajaran saat mengikuti program Kuliah Kerja yang ada di Program Sarjana Ilkom. Perempuan kelahiran tahun 1995 itu memilih skema Kuliah Kerja Usaha dan semakin fokus mengembangkan bisnisnya.

Seiring waktu, Tids Crochet semakin berkembang. Berbagai produk rajutan seperti sandal, tas, dompet, topi, syal, aksesori, hingga dekorasi rumah tersedia dan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Perluasan kerja sama pun dilakukan hingga akhirnya berhasil mengekspor produk ke luar negeri.

“Belum lama ini kami juga bekerja sama dengan perusahaan lain untuk bisa mengekspor produk rajut ke luar negeri. Produk yang sudah kami kirim antara lain payung rajut (parasol), serta ayunan dari tambang dan kayu yang dilengkapi dengan aksesori rajut,” ungkapnya.

Bisnis yang diprakarsai oleh alumni Udinus lulusan tahun 2022 itu masih menggunakan cara manual, yaitu handmade, dalam proses produksinya. Hal ini membuka lapangan pekerjaan bagi para pengrajin tangan di sekitarnya. Hingga kini, Tids Crochet telah berhasil memberdayakan 15 orang pengrajin yang merupakan ibu rumah tangga, serta satu perempuan penyandang disabilitas.

Strategi Bisnis

Meskipun perkembangan bisnisnya tergolong baik, Dita tidak berhenti untuk terus menyusun strategi dalam memasarkan produknya. Berbagai cara ia tempuh guna menunjang kemajuan usahanya, misalnya dengan membangun jaringan bersama para pemangku kepentingan (stakeholder).

“Kami juga aktif mencari pameran atau bazar. Untuk sistem penjualan, kami menerapkan pre-order dan ready stock. Produk dijual secara daring melalui media sosial dan marketplace, serta secara luring melalui bazar, pameran, dan kerja sama dengan beberapa toko di Semarang, Jogja, dan Jakarta,” jelasnya.

Selain menjual produk, perempuan yang hobi merajut itu juga menuturkan bahwa Tids Crochet membuka workshop yang dapat diikuti oleh para peminat kerajinan rajut. Adapun markas utamanya (home base) terletak di Jl. Berlian 3 No. 332, Perumahan Ambarawa Asri.

“Bagi teman-teman yang ingin memulai bisnis, harus mengerti dan tahu betul apa keinginannya. Teruslah konsisten, selalu memiliki harapan baik, dan niatkan segalanya untuk kebermanfaatan orang lain. Sebab kita tidak pernah tahu kapan akan menjadi berkat dan manfaat bagi banyak orang jika tidak mencoba,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika, Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)