Sejak masih kecil, mahasiswi Program Sarjana Bahasa Inggris Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bernama lengkap Retno Nur Octaviani sudah menunjukkan ketertarikannya belajar bahasa, terutama Bahasa Inggris. Berawal dari sang bunda yang membuka les privat Bahasa Inggris, gadis yang akrab disapa ‘Eno’ itu turut belajar. Baginya, sang bunda adalah guru pertamanya dalam menguasai keterampilan berbahasa Inggris.
“Bunda mulai mengajari saya Bahasa Inggris melalui cerita-cerita pengantar tidur. Kemudian, berlanjut ketika saya mulai bersekolah, saya mengenal buku-buku di perpustakaan, film di televisi, dan lagu-lagu di internet,” lanjutnya mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) itu.
Memasuki bangku SMA, mahasiswi kelahiran 2002 itu semakin bertekad untuk menekuni bidang ini. Baginya, program studi Bahasa Inggris menarik untuk dipelajari karena tidak hanya belajar kesusastraan saja. Namun, juga belajar linguistik. Hal itulah yang melandasi keputusannya memilih prodi Bahasa Inggris Udinus sebagai pendidikan tingginya.
Keterampilan berbahasa yang dimiliki Eno, membawa gadis kelahiran Tanjungpinang itu ke berbagai peluang. Beberapa kali dirinya dipercayai untuk membawakan acara sebagai Master of Ceremony (MC) di berbagai acara. Baik dalam lingkup program studi, hingga universitas.
“Beberapa kali saya diminta untuk menjadi MC dalam acara-acara yang membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris. Seperti contohnya pada acara penyambutan volunteer asing dari luar negeri dan penandatanganan MoU Udinus dengan perguruan tinggi luar negeri,” jelasnya.
Pentingnya Keterampilan Berbahasa
Berbagai pengalaman yang dimiliki Eno semakin membuka matanya bahwa keterampilan berbahasa asing sangatlah penting di era sekarang. Namun, bukan berarti mengabaikan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Hanya saja, dengan terampil berbahasa asing akan membuka peluang lebih besar di kancah internasional.
“Banyak kesempatan di bangku perkuliahan seperti magang, volunteer, hingga pekerjaan terutama yang ke luar negeri. Ini membawa sangat banyak keuntungan. Dan pasti menekankan mahasiswa untuk memiliki kemampuan berbahasa Inggris,” ungkapnya.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris periode 2024/2025 itu membeberkan beberapa tips yang biasa dilakukan untuk mempelajari Bahasa Inggris. Mendengarkan lagu dan menonton film menjadi jurus jitu untuknya.
“Dalam praktiknya, preferensi setiap orang dalam mempelajari Bahasa Inggris sangatlah relatif. Kalau saya, dengan memperhatikan lirik dan dialog yang muncul, bisa melihat pola kalimat. Ini tidak hanya membantu kita menerjemahkan, tetapi juga belajar speaking (berbicara), listening (mendengarkan), dan grammar (tata bahasa),” tuturnya.
Mahasiswi yang hobi mendengarkan lagu dan eksplor kuliner itu juga mengingatkan untuk tidak takut salah dalam prosesnya. Kesalahan adalah hal lumrah dalam proses belajar.
“Sebenarnya jika kita bicara dengan orang asing menggunakan Bahasa Inggris yang grammarnya kurang tepat pun, mereka masih tetap paham. Jadi, jangan takut salah dan terus belajar,” tegasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)