Hana Zahra Aticha menyadari, bahwa ilmu yang telah dipelajari dalam perkuliahan sepatutnya tidak hanya berhenti di ruang akademik. Namun, juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Kesadaran itulah yang mendorong mahasiswi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) untuk terlibat dalam program pengabdian masyarakat hingga di skala internasional.

Bersama dosen dan beberapa mahasiswa lainnya, perempuan yang akrab disapa ‘Zahra’ itu terlibat dalam program pengabdian masyarakat internasional yang bekerja sama dengan LincoIn University College, Malaysia. Program yang diinisiasi melalui kolaborasi Fakultas Kesehatan (FKes) bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu menjadi pengalaman pertamanya mengikuti program pengabdian masyarakat.

“Saya mengetahui tentang pengabdian internasional ini dari dosen saya, Ibu Ratih Pramitasari. Saya melihat kesempatan ini sebagai bekal yang penting. Tidak hanya kompeten dalam bidang akademik, tetapi juga peduli dan responsif terhadap isu kemanusiaan dan pembangunan di tingkat internasional,” jabar mahasiswi angkatan 2021 itu.

Lebih lanjut, perempuan kelahiran Grobogan itu menjelaskan topik pengabdian yang diangkat adalah dinamika pemasaran dan UMKM di Indonesia dan Malaysia. Pada kesempatan tersebut, ia berkontribusi sebagai salah satu  penulis buku berjudul ‘Marketing and MSMEs Dynamics in Indonesia and Malaysia’, yang merupakan salah satu luaran program.

“Bagian yang saya tulis adalah ‘Product Safety and Quality Aspects on Food and Beverage Products’. Berisi mengenai aspek keamanan dan kualitas produk makanan dan minuman yang ada di Indonesia. Bagaimana pemerintah Indonesia menjamin keamanan produk yang beredar, serta legalitas produk utamanya pada pelaku UMKM,” jelasnya.

Manfaat dari Pengabdian Masyarakat

Bagi mahasiswa yang hobi menyanyi itu, pengabdian internasional memberi berbagai manfaat. Salah satunya pengalaman langsung dalam mengaplikasikan teori dalam konteks nyata. Ia juga belajar menganalisis masalah kesehatan dan sosial ekonomi hingga di lingkup masyarakat internasional. 

“Kegiatan ini memperluas wawasan saya mengenai keragaman budaya, nilai kemanusiaan, serta membuat saya menjadi lebih terbuka. Saya juga lebih berempati terhadap kondisi masyarakat yang berbeda dengan lingkungan saya,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Zahra mengaku keterampilannya turut terasah. Misalnya dalam kemampuan berbahasa inggris, kepemimpinan, dan problem solving. Serta kemampuannya berkomunikasi dan memahami lintas budaya. 

“Dengan adanya pengalaman mengikuti pengabdian ini memperkuat motivasi saya untuk terus berkontribusi khususnya dalam sektor kesehatan masyarakat. Baik di tingkat nasional maupun internasional,” tegasnya.

Mahasiswi kelahiran tahun 2002 itu mengajak teman-teman mahasiswa untuk berani mengambil peluang dalam program yang melibatkan kolaborasi internasional, seperti pengabdian ini.

“Apabila kalian memiliki keinginan berkembang dan berkontribusi untuk masyarakat luas, jangan ragu untuk keluar dari zona nyaman. Siapkan diri dan ambil peluang yang ada. Pengalaman ini dapat menjadi salah satu hal yang paling berkesan di masa kuliah,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)