Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) kembali melahirkan inovasi di bidang kesehatan digital dari kerja sama strategis yang dilakukan. Kali ini, melalui Fakultas Ilmu Komputer (FIK) yang menjalin kerja sama riset strategis dengan Department of Public Health, University of Split, Kroasia, mengembangkan inovasi deteksi dini penyakit seperti kanker kulit dan katarak.
Inovasi yang memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) itu bernama ‘ViScan Mobile Application for Skin Career Detection Using Ionic Framework and YOLOv10x’. Dalam pengembangannya, diketuai oleh Cinantya Paramita, S.Kom., M.Eng. Ia mengungkapkan bahwa produk hasil kolaborasi riset ini berupa aplikasi mobile berbasis Ionic Framework untuk deteksi kanker kulit menggunakan YOLO.
“University of Split memiliki fasilitas rumah sakit yang mendukung riset medis kami. Sementara negara di Eropa mencatat jumlah kasus kanker kulit yang tinggi akibat paparan sinar UV. Proyek ini bertujuan mempermudah deteksi dini melalui teknologi AI dan mobile, meningkatkan kesadaran masyarakat,” jelas dosen FIK Udinus itu pada Kamis (19/05).

Lebih lanjut, Cinantya mengungkapkan bahwa proses riset dilakukan dengan berbagai tahapan. Pada tahap riset awal, dilakukan Forum Group Discussion (FGD) secara daring dengan pihak University of Split. Perguruan tinggi yang berlokasi di Eropa bagian tenggara dan sebagian kecil di Eropa Tengah itu, diwakili oleh Prof. Anamarija Jurčev dan Prof. Petar Šolić.
“Pengembangan aplikasi ViScan menggunakan dataset publik untuk melatih YOLOv10x dalam mendeteksi kanker kulit. Sebagai dasar validasi sebelum tahap lanjut menggunakan data lokal dan pengujian klinis,” ujarnya.
Cinantya menyebutkan bahwa luaran utama dari proyek riset tersebut berupa eksperimen awal dalam bentuk konferensi internasional terindex scopus. Serta produk perangkat lunak yang terus berkembang. Kini, jurnal tersebut sedang dalam proses publish dengan proyeksi penerbitan pada bulan Agustus.
Dalam penelitiannya, telah dikembangkan menjadi 2 jurnal, yaitu ‘Performance Evaluation of YOLOv8 Models for Multi-Class Skin Lesion Detection from Dermoscopic Images’, dan ‘YOLOv10x Model for Accurate First Detection of Skin Diseases from Dermoscopic Objects.
“Melalui projek inovasi riset ini, kami ingin mengembangkan perangkat kesehatan yang bersifat preventif dan presisi. Mendorong implementasi AI dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sekaligus memperkuat kerja sama internasional di bidang kesehatan digital melalui luaran aplikasi, publikasi ilmiah,” pungkas Cinantya.
Sebagai informasi, projek inovasi riset itu melibatkan Dr. Catur Supriyanto, S.Kom., M.Cs., sebagai Ketua Pusat Kajian Intelligent Distributed Surveillance and Security. Beberapa mahasiswa juga turut dilibatkan. Di antaranya adalah Alif Agsakli Haresta, Azmi Abiyyu Dzaky, Bagas Aditya Mahendra, Muhammad Asdar Widyananda, William Trijanto Dwiputra Tjahjono dan anggota Team Kajian Dinus Research Group for AI in Medical Science (DREAMS). (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)