Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bekerja sama dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah untuk mendukung pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi ini bersamaan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Aktivis 2025 yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) 2024/2025 Kabinet Arah Juang.

KKN yang berlangsung di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, ini melibatkan 230 mahasiswa yang tersebar dari 15 organisasi mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan 9 desa dengan pengembangan potensi lokal dan melakukan pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Kepala Biro Kemahasiswaan (Bima) Udinus, Prof. Dr. Rindra Yusianto, S.Kom., M.T., dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini relevan karena membantu pemerintah menyalurkan bantuan tepat sasaran sekaligus meningkatkan kualitas hidup warga.

“Lewat KKN ini, kami melatih mahasiswa untuk berkontribusi dengan terjun langsung ke masyarakat. Sebanyak 15 organisasi mahasiswa yang terlibat akan membagikan materi sesuai kompetensi masing-masing kepada masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ketua Pelaksana KKN Aktivis 2025, Avel Jelang Ramadhani, menjelaskan kegiatan utama yang akan dilakukan oleh mahasiswa selain memberikan materi. Di antaranya: penanaman 1.000 pohon, pemasangan rambu jalan, perbaikan fasilitas kecamatan, dan penyediaan tempat sampah.

“Untuk memberikan peluang usaha bagi masyarakat, kami juga melakukan pengembangan lahan hidroponik dan akuaponik. Diharapkan kegiatan KKN Aktivis 2025 bisa meninggalkan jejak positif bagi masyarakat di Temanggung,” terangnya.

Upaya Mempercepat Pembaruan Data

Khusus untuk memberikan pemahaman terkait pendataan RTLH, mahasiswa mendapatkan wawasan dari Staf Penata Kelola Perumahan Disperakim, Aulia Amardani Nur Rakhman, S.Ars. Paparan itu disampaikan dalam sesi Rapat Koordinasi Global KKN Aktivis 2025 pada Rabu, 11 Mei.

Staf Penata Kelola Perumahan Disperakim, Aulia Amardani Nur Rakhman, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini bersifat dinamis karena jumlah RTLH di Jawa Tengah cukup banyak. Mahasiswa tidak diberikan target tertentu dan diarahkan untuk mendata sesuai jadwal kegiatan KKN agar tetap optimal.

“Mahasiswa KKN sudah kami berikan standar pendataan RTLH dan nanti akan didampingi oleh perangkat desa untuk wawancara, melihat kondisi rumah, mendata, dan melakukan pembaruan data ke dalam sistem yang sudah ada,” pungkasnya.

Selain melatih soft skill mahasiswa untuk terjun ke masyarakat, adanya pembaruan data RTLH bermanfaat bagi pemerintah dalam mempercepat pembaruan data. Sebab, pendataan ini penting untuk pembaruan sistem dan penyaluran bantuan yang tepat sasaran.

Sebagai informasi, pada kegiatan KKN Aktivis kali ini, masing-masing Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan organisasi mahasiswa akan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan desa tersebut. Aktivitas akan dilakukan selama 3 hari, dimulai pada Kamis, 12 Juni. Kegiatan diawali dengan pelepasan mahasiswa KKN Aktivis dan launching website kecamatan, serta diakhiri dengan penampilan kesenian desa dan peserta.