Nandara Naila Farafisha - Mahasiswi Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat Udinus
Menurut mahasiswi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bernama lengkap Nandara Naila Farafisha, kesehatan tidak selalu persoalan individu. Melainkan isu kolektif yang berkaitan erat dengan lingkungan, sosial, budaya, bahkan kebijakan. Prodi Kesehatan Masyarakat menawarkan pendekatan preventif dan promotif, yang menurutnya strategis untuk membangun masyarakat yang sehat secara berkelanjutan.
“Maka dari itu, saya ingin menjadi bagian dari perubahan. Bukan hanya mengobati, tetapi mencegah, memberdayakan, dan mengedukasi,” tutur gadis yang akrab disapa ‘Nandara’ itu.
Salah satu komitmennya terwujud dari keikutsertaan Nandara dalam ajang Duta Kesehatan Indonesia, Delegasi Provinsi Jawa Tengah 2025. Dalam ajang yang diselenggarakan oleh Ikatan Duta Kesehatan Provinsi Jawa Tengah itu, Nandara berhasil menempati Top 10 Finalis. Dilandasi oleh motivasinya yang ingin memperluas dampak.
“Saya ingin membawa isu kesehatan ke tengah masyarakat, khususnya generasi muda, lewat pendekatan yang kreatif dan relatable. Saya percaya edukasi kesehatan bisa menyenangkan, inspiratif, dan mengubah perilaku bila dikemas dengan baik,” tegasnya.
Tantangan Dunia Kesehatan dan Pendekatan Inovasi Edukasi Kesehatan
Melihat kondisi dunia kesehatan saat ini, terutama di Indonesia, Nandara beranggapan tantangannya cukup kompleks. Penyakit menular yang masih menjadi ancaman, meningkatnya penyakit tidak menular karena faktor gaya hidup tidak sehat, hingga ketimpangan akses layanan kesehatan di wilayah terpencil.
Meskipun begitu, menurutnya di sisi lain era digital juga membuka peluang untuk memperluas jangkauan edukasi dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan pengalamannya selama mengikuti perkuliahan dan aktif dalam perlombaan, inovasi edukasi kesehatan yang relevan saat ini melalui ‘Edutainment’.
“Penggabungan antara edukasi (education) dan hiburan (entertainment). Misalnya membuat video edukasi, kampanye digital, konten interaktif, atau bahkan berkolaborasi dengan influencer untuk menjangkau audiens yang lebih luas,” jelasnya.
Hal ini sejalan dengan Nandara yang aktif mengikuti lomba video kreatif edukasi kesehatan. Di antaranya memperoleh Juara 1 Tingkat Regional Lomba Video Kreatif ‘Pharmacy Funtastic Event’, Juara 2 Tingkat Nasional Lomba Video Edukasi ‘National Health Competition on Tuberculosis Awareness’ dan Juara 2 Tingkat Nasional Lomba Video Kreatif dalam Rangka Hari AIDS Sedunia.
“Terkait dengan perlombaan yang saya ikuti, saya merasa cukup didukung oleh prodi. Dosen yang diajukan sebagai pembimbing memberikan masukan saat menyusun karya atau ide,” ungkapnya.
Mahasiswi kelahiran 2005 itu juga menekankan peran strategis generasi muda menghadapi tantangan kesehatan di era digital, adalah sebagai agent of change. Karya atau kegiatan positif yang dibentuk pada era digital justru bisa lebih mudah untuk dijangkau. Contohnya melalui media sosial, gerakan komunitas, maupun edukasi daring yang berdampak bagi lingkungan sekitar.
“Edukasi kesehatan bukan hanya tugas tenaga medis, tetapi tanggung jawab bersama, termasuk kita sebagai mahasiswa,” tandasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)