Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) kembali dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Japanese Language Proficiency Test (JLPT) tahun 2025. Ujian sertifikasi internasional untuk mengukur kemampuan bahasa Jepang ini digelar serentak pada Minggu (06/07). Pelaksanaan tersebut sesuai jadwal resmi dari The Japan Foundation yang menetapkan penyelenggaraan setiap minggu pertama bulan Juli dan Desember.

JLPT menjadi syarat penting bagi siapa pun yang ingin bekerja, magang, atau melanjutkan studi di Jepang, maupun berkarier di perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Sertifikat ini menjadi tolok ukur resmi kemampuan bahasa Jepang, dengan lima tingkatan level dari N5 (paling dasar) hingga N1 (paling tinggi).

Ketua Pelaksana JLPT 2025 Udinus, Sri Umiyati, M.Hum., menyampaikan bahwa tahun ini sebanyak 2.500 peserta berhasil terdaftar mengikuti ujian. Untuk mengakomodasi jumlah peserta yang besar, Udinus menggandeng beberapa sekolah mitra sebagai lokasi pelaksanaan tambahan, salah satunya SMA Kesatrian 2 Semarang.

“JLPT ini selalu dinanti-nanti, terlihat dari pendaftaran yang kami buka selama satu minggu, kuotanya langsung habis hanya dalam waktu kurang dari 15 menit. Oleh karena itu, Udinus yang sudah dipercaya akan memberikan fasilitas semaksimal mungkin,” ujarnya, Kamis (03/07), saat melakukan talkshow.

Untuk mempersiapkan tes ini, Udinus maupun SMA Kesatrian 2 Semarang telah menyiapkan seluruh sarana pendukung sesuai standar JLPT, mulai dari ruang ujian, sistem audio, hingga fasilitas umum lainnya.

“Kerja sama dengan sekolah mitra memang sudah terjalin cukup lama. Mereka sanggup mewadahi hingga 450 peserta. Pelaksanaan JLPT ini merupakan bentuk kepercayaan yang terus dijaga kualitasnya,” imbuh Sri Umiyati.

Sementara itu, Ketua Program Studi Sastra Jepang Udinus, Dr. Ahmad Syaifuddin, S.S., M.Si., menyebut bahwa JLPT juga menjadi salah satu standar capaian pembelajaran di prodi. Udinus bahkan membuka mata kuliah khusus persiapan JLPT agar mahasiswa siap menghadapi ujian dan meraih sertifikat pada level yang dibutuhkan.

“Standar minimal untuk kerja di Jepang adalah N4, sementara lulusan kami rata-rata sudah bisa mencapai N3. Ini sangat mendukung mereka untuk magang atau berkarier di Jepang,” jelasnya.

Setiap tahun, sekitar 30 hingga 40 mahasiswa Udinus menjalani program magang (internship) selama satu tahun di Jepang. Program ini menjadi pintu masuk berharga untuk menambah pengalaman internasional sekaligus peluang bekerja setelah lulus.

“Harapannya, kegiatan JLPT 2025 ini kembali menegaskan posisi Udinus sebagai pusat penyelenggara JLPT terpercaya di Indonesia. Besarnya minat peserta, termasuk dari luar kota seperti Sragen dan Tegal, menunjukkan bahwa Jepang tetap menjadi negara tujuan utama masyarakat Indonesia, baik untuk pendidikan maupun karier profesional,” pungkas Ahmad. (Humas Udinus/Penulis: Haris. Foto: Humas Udinus)