Komunitas Kamadiksi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) yang terdiri dari mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), ikut berkontribusi kepada masyarakat melalui program pemberdayaan Sekolah Perempuan. Program ini merupakan bagian dari pendanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 yang dilaksanakan di Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, baru-baru ini.
Program Sekolah Perempuan ini bertajuk “Permata Klepu: Pemberdayaan Perempuan Mandiri dan Tangguh melalui Metode Experiential Learning untuk Menuju Desa Klepu Berdikari”. Kegiatan yang diprakarsai oleh 15 mahasiswa dari berbagai fakultas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurang produktifnya sebagian besar perempuan di Desa Klepu yang berlokasi di Kabupaten Semarang.
Ketua Tim Pelaksana, Fadia Zulfa Kanaya, menjelaskan bahwa sebagian perempuan di desa tersebut lulusan pendidikan dasar dan beraktivitas sebagai ibu rumah tangga. Sebagai upaya pemberdayaan, Tim PPK Ormawa Kamadiksi merancang program khusus untuk pengembangan life skill dan produktivitas dalam mengembangkan kualitas sosial dan ekonomi.
“Program kami menggunakan metode experiential learning yaitu pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman langsung, dengan memberikan materi, mengerjakan soal kasus dan praktik langsung. Ada tiga fokus program, diantaranya Ibu Cakap Usaha yang melatih kewirausahaan, Ibu Rawat Bumi untuk meningkatkan kepedulian lingkungan, dan Ibu Sejahtera serta Paham Parenting untuk edukasi pengelolaan keluarga dan pola asuh anak,” terangnya.
Pelatihan yang melibatkan 75 peserta perempuan yang berasal dari 6 dusun yang ada di Desa Klepu. Yakni Dusun Krajan, Dusun Kemasan, Dusun Bodean, Dusun Duwet, Dusun Macanmati, dan Dusun Kaliulo.
Mereka terbagi ke dalam 3 rombongan belajar (rombel) dan mendapatkan semua materi pembelajaran sesuai kurikulum dan modul yang sudah dirancang oleh Tim PPK Ormawa Komunitas Kamadiksi. Setiap rombel terdiri dari 25 peserta, tujuannya untuk memberi pengalaman belajar yang maksimal.
“Secara keseluruhan, program kami dilakukan selama 14 kali pertemuan, dengan sistem seperti sekolah. Sehingga akan ada UTS, UAS, dan evaluasi rutin. Dengan adanya program Sekolah Perempuan ini, warga sangat antusias hingga menyediakan segala fasilitas secara sukarela demi kelancaran berlangsungnya kegiatan,” imbuh Fadia.
Luaran Sekolah Hingga Website
Dosen Pendamping, Etika Kartikadarma, M.Kom., menambahkan untuk dapat menjalankan program secara utuh, digandeng beberapa mitra internal dan eksternal. Seperti materi yang diberikan oleh dosen Udinus dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Budaya, dan psikolog dari UPT Pelayanan Karier dan Alumni Udinus.
Sementara itu, dari mitra eksternal melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang, serta Dinas Pendidikan. Hingga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jateng. Mitra eksternal turut memberikan edukasi melalui penyampaian materi sesuai dengan bidangnya dan mendukung keberlanjutan program Sekolah Permata.
“Selain program pelatihan, kelembagaan Sekolah Perempuan Permata Klepu juga akan dibentuk bersama Pemerintah Desa Klepu. Selanjutnya pembuatan website juga dikembangkan agar semirip mungkin dengan sistem pembelajaran yang digunakan Udinus, lengkap dengan fitur absensi, materi, dan pengumpulan tugas,” terangnya.
“Kemudian ada beberapa inovasi seperti alat pengiris serbaguna yang dirancang dan dikembangkan oleh Tim Pelaksana dari Prodi Teknik turut mendukung kegiatan usaha para perempuan dalam memanfaatkan hasil bumi seperti olahan umbi-umbian menjadi keripik variasi rasa,” imbuh Etika.
Tim PPK Ormawa Kamadiksi akan memastikan pemberdayaan ini terus berlanjut, tidak berhenti hanya saat program selesai. Harapannya, perempuan di Desa Klepu benar benar menjadi pribadi yang mandiri dan berdaya.
Sebagai informasi, ada 6 kelompok mahasiswa Udinus lainnya yang berhasil mendapatkan pendanaan hingga 170 juta rupiah dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa). Mereka semua menjalankan program kerja untuk memberdayakan desa ataupun wilayah khusus, sesuai dengan keahlian masing-masing kelompok. (Humas Udinus/Penulis: Haris. Foto: Dok. PPK Ormawa Kamadiksi)