Berawal dari isu minimnya daya tampung pendampingan kelas ibu hamil serta keterbatasan kemampuan bidan dan kader dalam memanfaatkan teknologi informasi. Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) mengusung program ‘Inovasi Digital Pendampingan Perawatan Kesehatan Ibu Hamil dan Nifas oleh Bidan dan Kader di Bandungan’.

Program ini merupakan kolaborasi antara Fakultas Kesehatan (FKes) dengan Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus. Sudah berjalan dari bulan Juli hingga Oktober 2025 mendatang. Rangkaian pengabdian berlangsung di Puskesmas Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. 

Tim pengabdian diketuai oleh salah satu dosen Magister Kesehatan Masyarakat, Dr. Respati Wulandari. Ia menjelaskan bahwa daya tampung pendampingan pada kelas ibu hamil hanya mampu menampung 15 orang ibu hamil risiko tinggi setiap harinya. Permasalahan utamanya disebabkan keterbatasan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

“Berdasarkan data program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Duren, tercatat sepanjang tahun 2023 jumlah ibu hamil risiko tinggi menyentuh angka 200 orang. Angka ini setara dengan 50% dari total keseluruhan, yaitu 399 orang,” ungkapnya, Rabu (03/09).

Respati Wulandari menyimpulkan bahwa dari data tersebut hanya sebagian kecil ibu hamil yang mendapat kesempatan mengikuti kelas bumil dan memperoleh informasi, yaitu sekitar 18,8% saja. Permasalahan lain muncul karena banyaknya bumil yang masih bekerja, sehingga kesulitan mengikuti kelas akibat keterbatasan waktu.

“Untuk mengatasi permasalahan ini, kami mengimplementasikan model pendampingan digital perawatan kehamilan dan nifas. Dilakukan dengan metode online menggunakan grup WhatsApp. Grup ini dibuat di setiap desa dengan anggota ibu hamil-nifas, difasilitasi oleh bidan desa dan kader,” imbuhnya.

Dalam menjalankan pengabdian ini, didukung oleh lima anggota tim lainnya. Tiga diantaranya merupakan dosen yakni Dr. Amiq Fahmi, Aprianti, S.K.M., M.Kes., dan Syifa Sofia Wibowo, M.Tr.Keb. Sementara itu, dua lainnya merupakan mahasiswa, yakni Geraldinho Laurensius Tokan dan Imtiyaz Yumna Huwaida.

Pembekalan Keterampilan Digital

Salah satu anggota tim Aprianti, menjelaskan bahwa pembekalan terkait keterampilan digital, pembuatan media edukasi digital yang lengkap, menarik, dan kekinian diberikan untuk mengatasi aspek sosial kemasyarakatan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan bidan dan kader dalam pemanfaatan teknologi, keterbatasan jenis media dan topik materi edukasi, serta rendahnya minat baca buku KIA pada ibu hamil. 

“Bidan dan kader sebagai fasilitator kami berikan sosialisasi training of trainer (ToT) untuk membuat model pembelajaran. Seperti flyer, video, dan game sebagai media edukasi. Dengan memanfaatkan smartphone dan aplikasi WhatsApp sebagai alat penunjang,” terang Respati Wulandari.

Diharapkan, bumil akan lebih mudah dalam mengakses konsultasi, informasi, dan edukasi (KIE) secara digital. Terutama selama masa kehamilan. Dengan begitu, daya informasi yang disebarkan diharapkan meningkat dari 18% menjadi 90%.

“Semoga ibu hamil, kader, dan bidan di Puskesmas Bandungan yang terlibat bisa mendapatkan kemanfaatan dari program ini. Memberikan dampak baik bagi warga di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang,” pungkas Aprianti.

Pengabdian masyarakat ini mendapatkan pendanaan dari platform Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA). Dana bantuan kompetitif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tersebut ditujukan untuk mendorong kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen perguruan tinggi. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Tim Pengabdian Masyarakat)