Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan skema Karsa Cipta (KC), mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) usungkan ide untuk deteksi awal dan monitoring kehamilan. Berupa alat prototype Reusable Portable Prgenancy Detector yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) bernama ‘Teman Hamilku’. 

Alat tersebut dikembangkan oleh tim yang diketuai oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FIK) bernama lengkap Kanaya Salsabila. Berkolaborasi dengan rekan-rekan lintas prodinya. Yakni Alya Rahmadina dari Kedokteran, Luthfi Setiaji dari Desain Komunikasi Visual, Faiqqiya Rafif Amanulla dari Teknik Informatika, dan Eagle Robby Irmawan dari Teknik Biomedis. 

Kanaya menuturkan bahwa tingginya angka kematian ibu hamil di Indonesia menjadi latar belakang diusungnya ide tersebut. Terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Banyak ibu hamil yang kesulitan mendapatkan pemeriksaan rutin karena fasilitas terbatas, kurangnya tenaga medis, dan minimnya akses atas alat seperti USG.

“Bahkan hingga saat ini, pengukuran Tinggi Fundus Uteri (FTU) masih dilakukan dengan meteran manual. Tentunya kurang akurat. Oleh karena itu, kami menghadirkan solusi yang lebih sederhana, terjangkau, tetapi tetap bermanfaat untuk deteksi awal dan monitoring kehamilan,” jelasnya. 

Alat tersebut didesain praktis dan portable, sangat user friendly sehingga mudah dibawa kemana-mana dan memungkinkan untuk menjangkau daerah-daerah 3T. Terintegrasi dengan IoT, alat ini memudahkan tenaga medis untuk monitoring janin ibu hamil. 

“Dengan alat ini, kami ingin membuktikan bahwa inovasi yang lahir dari empati dan riset bisa menjangkau mereka yang paling membutuhkan. Tidak berhenti sebagai sebuah karya mahasiswa, alat ini menjadi langkah kecil menuju perubahan besar bagi kesehatan ibu hamil di Indonesia,” ujarnya.

Satu Alat Banyak Manfaat

Sementara itu, dari segi kedokteran, Alya Rahmadina menegaskan bahwa peran alat ini sangat bermanfaat. Dalam satu alat, banyak fungsi yang bisa dijangkau. Selain mendeteksi dan monitoring kehamilan, alat ini bahkan memperkirakan taksiran berat badan janin.

“Taksiran usia kehamilan juga bisa dideteksi oleh alat ini. Selain itu, sudah terintegrasi dengan IoT sehingga sangat membantu dalam kepentingan penyimpanan data pasien pada rekam medis dan website. Dapat diakses oleh pasien atau tenaga medis, sehingga mereka bisa mengetahui catatan kehamilan secara real time,” tuturnya.

Mahasiswa Kedokteran angkatan 2023 itu juga mengungkapkan bahwa penggunaan alat ini tidak memerlukan keahlian khusus. Dengan dilengkapi buku panduan, memudahkan alat ini untuk dioperasikan. 

“Semoga ke depannya alat ini dapat dikembangkan bersama pemerintah dan tenaga medis agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas,” pungkas Alya.  (Humas udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Tim PKM)