Nazwa Allayda, yang saat ini duduk di bangku Program Sarjana Teknik Biomedis Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), semakin tertarik dengan bidang penelitian. Ketertarikannya terhadap bidang penelitian semakin terasah karena banyaknya kesempatan riset pada prodi dibawah naungan Fakultas Teknik tersebut. 

Ketertarikan perempuan yang akrab disapa ‘Nazwa’ ini terbukti dengan keaktifannya mengambil berbagai peluang yang ada. Salah satu yang terbaru adalah partisipasinya pada program magang di Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). 

Kali pertama ia mengetahui program tersebut bersumber dari kakak tingkatnya yang telah lebih dulu mengikuti program magang yang sama. Seolah memang sudah ditakdirkan mengikuti program tersebut, langkahnya dipermudah dengan menemukan rekan mahasiswa yang satu frekuensi untuk dijadikan 1 tim bersamanya. 

Berlangsung selama 2 bulan sejak 6 Agustus hingga 6 Oktober 2025, Nazwa menceritakan bahwa kegiatan tersebut berfokus dalam penelitian riset yang dikerjakan dalam bentuk kelompok maupun individu. Pembuatan project tersebut harus melalui riset jurnal yang terindeks Q1 agar ilmu yang diterapkan dalam project lebih valid dan terbukti.

“Selama 2 bulan, kegiatan berfokus membuat prototype game neurology yang difokuskan pada satu penyakit saja, yaitu ischemic stroke. Project tersebut sebagai bahan uji coba User Acceptance Testing (UAT) untuk riset dan menelaah apakah game neurology cocok untuk para calon dokter. Jobdesk saya ada pada bagian desain dan membuat prototipe game melalui aplikasi figma,” tutur Nazwa.

Perempuan kelahiran tahun 2005 itu juga menuturkan bahwa di sela-sela waktu risetnya, ia diajarkan cara preprocessing data dan journal reading. Selain itu, juga melihat cara pemasangan alat EEG wireless dan pengambilan data sinyal otak. Hal tersebut tentunya memberikan pengalaman baru yang menarik bagi Nazwa. Bahkan sampai selesai program, segala pengalaman dan pembelajaran tersebut masih membekas dalam dirinya. 

“Ilmu yang didapatkan tidak hanya ilmu dari project tim. Namun juga mendapat insight cara belajar. Seperti bagaimana mencari jurnal yang benar, hingga cara berkomunikasi yang baik dan profesional,” lanjutnya.

Dari segi relasi, ia juga mendapatkan koneksi baru dari berbagai universitas lain. Secara aktif mereka saling memberi masukan. “Para residen neurology juga memberikan masukan terkait apa yang mereka inginkan dari game tersebut. Hal itu menjadi bahan evaluasi saya untuk lebih baik ke depannya,” ujarnya.

Selama mengikuti program tersebut, Nazwa mengaku dosen pembimbingnya selalu aktif bertanya dan memantau setiap progres yang sedang berjalan. “Ilmu dan luaran dari program tersebut harapannya nantinya bisa diterapkan dalam tugas akhir, paper riset ilmiah, maupun tugas mata kuliah,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)