Berawal dari keresahan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) budidaya maggot yang menghadapi masalah daya simpan singkat sehingga sering gagal terjual, kelompok mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PKM-PI) menciptakan inovasi Rotary Dryer Otomatis Berbasis Infrared.
Ketua Tim, Ikhwan Praditya Mirwany, menjelaskan bahwa inovasi tersebut dikembangkan oleh lima mahasiswa dari Program Sarjana Teknik Industri. Pengembangan alat ini mendapat pendanaan sebesar lebih dari Rp7,5 juta dari Sistem Informasi dan Pelaporan Kemahasiswaan (Simbelmawa) Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbudristek.
“Pendanaan ini kami peroleh setelah menyusun proposal berjudul ‘Inovasi Rotary Dryer Otomatis Berbasis Infrared untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Daya Saing UMKM Budidaya Maggot’. Proposal tersebut kemudian bersaing dengan kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lain,” ungkap Ikhwan pada Kamis (16/10).
Selain Ikhwan, inovasi ini juga dikembangkan oleh empat anggota lainnya, yaitu Diyah Ayu Eni Setyoningsih, Vina Vitrianti, Fadhwyrrahmandito Eddsel Nurcahyono, dan Muhammad Azkal Azkiya’, dengan pendampingan dari dosen pembimbing Safarudin Ramdhani, S.T., M.T.

Lebih lanjut, Ikhwan menerangkan bahwa alat tersebut dikembangkan untuk UMKM Rekayasa Produksi (Repro) yang berlokasi di Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Rotary Dryer Otomatis Berbasis Infrared berfungsi sebagai alat pengering maggot yang membantu proses produksi agar lebih efisien.
“Kami sudah melakukan beberapa riset, dan pengeringan maggot terbukti dapat memperpanjang daya simpannya. Selain itu, maggot kering memiliki nilai jual lebih tinggi sehingga sangat membantu peningkatan pendapatan UMKM ini,” jelasnya.
Secara teknis, Rotary Dryer Otomatis bekerja dengan menggerakkan drum sebagai wadah maggot. Maggot dikeringkan menggunakan infrared dengan sumber energi gas LPG. Untuk otomatisasi, alat ini dilengkapi pengontrol suhu, sensor suhu, dan pemantik otomatis yang berfungsi mengatur pembukaan dan penutupan aliran gas sesuai kebutuhan.
Salah satu pemilik UMKM Repro, Judie Artha Kusuma, mengaku sangat terbantu dengan hadirnya alat pengering maggot otomatis tersebut. Setelah melalui beberapa kali uji coba, ia menilai hasilnya selalu konsisten dan berkualitas.
“Dengan adanya otomatisasi, hasil pengeringan selalu sempurna tanpa perlu diawasi terus-menerus. Alat ini benar-benar membantu efisiensi produksi di UMKM kami,” pungkas Judie. (Humas Udinus/Penulis: Haris. Foto: Dok. Tim PKM-PI FT Udinus)