Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) kembali tunjukkan eksistensi dalam Pagelaran Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Award 2025. Dua penghargaan di malam puncak yang berlangsung pada Minggu (26/10) berhasil dibawa pulang.

Diberikan langsung oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Belmawa Dikti Ristek) sebagai inisiator program, setelah melaksanakan Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP 2).

Kali ini, penghargaan tersebut diraih oleh 2 tim dari Fakultas Teknik (FT). Salah satunya adalah tim yang diketuai oleh Tatagh Herawan Santoso, dengan mendapat penghargaan ‘Kelompok dengan Luaran PKM Terinformatif Skema PKM-KC’.

Mewakili timnya yang lain, Tatagh menuturkan bahwa prestasi ini menjadi motivasi baru untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih jauh di bidang inovasi teknologi. Mengambil skema KC (Karsa Cipta), tim yang diketuai oleh Tatagh mengusung inovasi ‘Smart Floating Cage: Karamba Jaring Apung Portable Berbasis IoT dan Robot Operation System untuk Navigasi Cerdas’ bernama ‘Karambaku’.

Tidak hanya produk inovasi, luaran lain yang dihasilkan berupa publikasi media hingga video program. Tatagh menjelaskan bahwa timnya tidak hanya berfokus pada ide dan inovasi teknologi. Namun, juga bagaimana luaran dapat dikomunikasikan dengan jelas, menarik, dan mudah dipahami.

“Kami berusaha membuat setiap aspek, mulai dari laporan hingga video mudah dipahami dan informatif. Pembentukan tim di awal, kerja sama tim yang solid, dan bimbingan dari dosen pendamping menjadi kunci utama keberhasilan kami,” terangnya.

Dalam prosesnya, mereka harus menjalani proses revisi yang panjang dan berkali-kali untuk sampai di titik ini. Mewakili rekan timnya, ia berharap inovasi yang mereka usung tidak hanya berhenti di kompetisi.

“Kami ingin hasil riset dan prototipe yang kami buat bisa diimplementasikan di dunia nyata dan mungkin dikolaborasikan dengan pihak industri atau lembaga terkait agar dampaknya lebih luas,” harapnya.

Menyampaikan Pesan Lewat Media Sosial

Perjalanan panjang juga dilalui oleh Tim yang diketuai oleh Rahayu Melani. Mereka berhasil mendapat penghargaan Kelompok dengan Media Sosial Paling Menarik. Dengan skema PKM-KI (Karya Inovatif) yang mengusung inovasi ‘SWOR: Alat Rehabilitasi Hemiparese Pasien Pasca Stroke Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan’. Mampu melakukan metode terapi aktif dan pasif yang terhubung dengan sistem monitoring berbasis web.

Secara terpisah, dalam sesi wawancaranya, Rahayu menegaskan bahwa kunci dari pencapaian ini adalah konsistensi, komunikasi, dan kolaborasi. Media sosial dimanfaatkan dengan optimal untuk menyebarkan pesan karena memiliki kekuatan besar di era digital ini. 

“Bukan sekadar upload, kami juga memikirkan konsep konten, storytelling, dan momen postingnya supaya audiens merasa dekat dan ikut bangga,” ujarnya.

Rahayu juga mengungkapkan beberapa tips kecil. Seperti jangan hanya posting hasil, tapi juga proses. Mulai dari perjuangan tim, cerita gagal, revisi desain, sampai momen menyenangkan di lab.

“Hal itu membuat orang merasa relate dan akhirnya ikut menyebarkan. Kami juga rajin berinteraksi di kolom komentar. Pakai gaya bahasa yang hangat dan selalu menebar semangat. Supaya vibe positif dari tim benar-benar sampai ke orang lain,” ungkapnya.

Dengan pencapaian ini, Rahayu mengaku bangga. Ia dan rekan timnya berharap alat ini dapat diimplementasikan lebih luas di dunia medis. Sehingga menjadi salah satu solusi nyata dalam membantu pasien hemiparese pasca-stroke untuk mendapatkan terapi yang lebih efektif, efisien, dan mudah dijangkau.

“Kami percaya bahwa SWOR memiliki potensi besar untuk menjadi alat terapi karya anak bangsa yang mampu bersaing dengan produk luar negeri. Lebih dari itu, kami berharap inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain agar terus berani berinovasi, berkontribusi, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)