Puluhan mahasiswa Fakultas Kesehatan (Fkes) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) melakukan pengambilan sumpah janji mahasiswa sebelum diterjunkan ke dunia industri yang sebenarnya. Diikuti oleh 82 mahasiswa Program Diploma Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) dan 10 mahasiswa Program Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) pada Kamis, (30/10).
Berlangsung di Aula Gedung E lantai 3 Udinus Semarang, pengambilan sumpah janji dipimpin langsung oleh Dekan FKes Udinus, Enny Rachmani, S.KM., M.Kom., Ph.D. Diikuti oleh seluruh mahasiswa dengan khidmat.
Sebelumnya, dalam sesi sambutannya Dekan FKes itu mengungkapkan bahwa pengambilan sumpah janji mahasiswa merupakan salah satu prosesi yang dilakukan untuk menandai kesiapan mahasiswa terjun ke dunia profesional. Sebagai seorang perekam medis, tentunya ada aturan dan kode etik yang harus dipatuhi. Terutama dalam menjaga privasi data pasien.
“Karena Anda akan berhadapan dengan real data, real pasien, dan dengan kasus-kasus yang nyata layaknya tenaga kesehatan. Janji yang diucapkan bukanlah janji-janjian, tetapi Anda benar-benar berjanji juga kepada Tuhan,” ungkapnya.
Ia berharap nantinya para mahasiswa dapat lulus dengan bangga menyandang gelar perekam medis, maupun manajemen informasi kesehatan.

Turut hadir dalam kegiatan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (DPC Pormiki) Kota Semarang, Suyoko, Amd.PK., S.K.M., M.H., yang membersamai rangkaian proses kegiatan. Ia mengajak mahasiswa untuk berbangga dengan profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK).
“Profesi PMIK mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia kesehatan. Selain menjaga data, tidak kalah penting juga kita menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keakuratan datanya. Apa yang dikerjakan dari perekam medis akan mempengaruhi pelayanan institusi. Berdampak pada keputusan yang diambil dan operasional rumah sakit. Rekam medis itu jantung informasinya rumah sakit,” terangnya.
Pihaknya juga mengucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa yang telah melakukan pengambilan sumpah janji yang menandai komitmen dan siap melakukan praktik lapangan.
“Mudah-mudahan komitmen itu dapat dipegang selama praktik. Bahkan setelah praktik juga, karena itu juga bagian dari profesi kita nanti. Kami akan terus mendukung rekan-rekan semua menjadi PMIK yang profesional,” harapnya.
Bekal Ilmu Lewat Kuliah Dosen Tamu
Pada kesempatan tersebut, mahasiswa juga dibekali ilmu lagi melalui Kuliah Dosen Tamu dengan mengusung tema ‘Tata Laksana Prosedur Klaim dan Integrasi RME di Fasilitas Pelayanan Kesehatan’. Mendatangkan 2 praktisi untuk membagikan ilmu kepada mahasiswa.
Materi pertama tentang ‘Integrasi Data Kesehatan Antar Fasilitas Kesehatan, Isu & Tantangan’, disampaikan oleh founder aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Khanza, Windiarto Nugroho, S.Kom., M.MRS. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa mahasiswa perlu mengetahui dahulu tentang interoperabilitas. Yaitu kemampuan sistem untuk pertukaran data antara 1 faskes dengan yang lain.
“Ketika Anda periksa di puskesmas, data bisa langsung ditarik di rumah sakit untuk di cek riwayat penyakitnya. Jadi yang input 1 tempat, tapi bisa dinikmati secara bersamaan. Contohnya pada aplikasi I-Care,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan ada 2 model yang digunakan agar data antar faskes bisa saling terintegrasi. Model pertama ialah data center, yakni ada 1 server yang digunakan untuk menampung data kesehatan. Secara periodik, fasilitas kesehatan mengirimkan data ke data center untuk diambil oleh fasilitas kesehatan yang lain.
“Model kedua adalah server hub. Minimal ada 1 server untuk middleware yang menghubungkan data kesehatan antar faskes. Data kesehatan tidak tersimpan di server hub karena hanya berfungsi sebagai penghubung,” jelasnya.
Mahasiswa juga dibekali tentang tata laksana pengajuan klaim pelayanan di FKTP dan FKRTL Mitra BPJS Kesehatan. Disampaikan oleh Kepala Bagian Penjaminan Manfaat dan Utilisasi BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kota Semarang, dr. Ika Eri Haryani, MPH.
Penegasan tentang digitalisasi sistem informasi disampaikan dalam materinya. Informasi telah dialihkan dari bentuk analog ke digital, sehingga informasi diperoleh dan ditransmisikan melalui peralatan dan jaringan internet. Digitalisasi selalu berawal dari digitalisasi data peserta dulu.
“Digitalisasi yang dibangun bersama di dunia kesehatan itu dalam kerangka yang aman dan privat. Kolaborasi transformasi digital berfokus pada proses dan output untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara yang tercatat akuntabilitasnya,” pungkasnya.






