Siapa sangka, lewat teknologi sprinkle sprayer berbasis Internet of Things (IoT) karya mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) mampu menyulap lahan tandus menjadi kawasan pertanian yang produktif. Inovasi ini merupakan luaran Program Mahasiswa Berdampak Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (PM-BEM) Tahun Anggaran 2025, yang diimplementasikan di wilayah selatan Wonogiri, belum lama ini.

Inovasi tersebut lahir dari tangan kreatif mahasiswa yang tergabung di BEM Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Udinus Kabinet Aksa Sinergi. Implementasinya secara spesifik dilakukan di Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto. Saat ini, mereka mampu menghasilkan bawang merah, jagung, hingga kopi dengan produktivitas yang semakin meningkat. 

Ketua Tim Pelaksana, Nofa Setyono, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi dari keresahan warga setempat yang masih minim produktivitas. Keresahan itu berasal dari sifat tanah di Wonogiri yang cenderung kering apabila tidak dilanda hujan.

“Implementasi teknologi sprinkle sprayer berbasis IoT bertujuan agar petani tetap bisa menanam meskipun di musim kering. Karena air akan disiram secara otomatis, sehingga mampu menjaga lahan petani tetap basah sepanjang waktu” jelasnya pada Kamis (13/11).

Pendekatan yang dilakukan oleh tim tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil panen saja. Tetapi juga pada penguatan ekonomi petani melalui sistem pengelolaan dan pemasaran digital.

Oleh karena itu, dua dosen Udinus, Filmada Ocky Saputra, M.Eng. dan Fakhmi Zakaria, SE., M.Ak., memiliki peran besar dalam kegiatan ini. Filmada mengembangkan sistem sensor pertanian, sementara Fakhmi mendampingi petani dalam aspek manajemen dan ekonomi desa.

Nofa menambahkan, program ini juga menggandeng sektor industri melalui kemitraan dengan Rudi Hadi Suwito, Direktur Garmada Mitra Indonesia. Ia menilai potensi pertanian di Wonogiri sangat besar jika didukung rantai pasok yang kuat. 

“Praktisi kami hadirkan untuk membantu distribusi dan pengemasan agar hasil panen, seperti bawang merah dan kopi, memiliki nilai jual tinggi,” ungkap Nofa.

Inovasi dan Dampak Teknologi

Sementara itu, Dosen Pembimbing sekaligus Ketua Tim Dosen Pengusul, Prof. Dr. Rindra Yusianto, S.Kom., MT., menegaskan bahwa sinergi teknologi dan kearifan lokal menjadi kunci keberhasilan. 

“Kami tidak sekadar menanam, tetapi membangun ekosistem pertanian tangguh dan ramah lingkungan. Pemantauan kelembaban tanah kini bisa dilakukan secara digital melalui sensor IoT,” ujarnya.

Berdasarkan hasil awal, produktivitas bawang merah meningkat hingga 42 persen, jagung 35 persen, dan kopi menunjukkan pertumbuhan vegetatif yang sangat baik. Selain itu, sistem irigasi presisi mampu menghemat air hingga 30 persen dibandingkan metode tradisional.

Prof. Rindra juga menyampaikan bahwa timnya turut menggandeng Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kawasan Gunung Mas, yang diwakili langsung oleh Ketua Lembaga, Parmono. Menurut mereka, sebagian lahan miring kini ditanami kopi robusta bahkan berpotensi menjadi komoditas unggulan. 

“Kopi ini bukan hanya tanaman konservatif, tapi juga sumber ekonomi baru. Kami bersama mahasiswa bahkan sudah menanam 1.500 bibit kopi lokal dan bawang merah di lahan 1.500 meter persegi dengan greenhouse dan sistem irigasi otomatis berbasis IoT,” jelas Prof. Rindra.

Hasil inisiatif mahasiswa Udinus tersebut turut diapresiasi Kepala Desa Brenggolo, Marwoto. Menurutnya, selama ini petani hanya bisa menanam sekali dalam setahun sehingga mempengaruhi tingkat produktivitas. 

“Sekarang, dengan sistem irigasi modern, petani yang merupakan warga setempat mampu menanam dua komoditas sekaligus. Tentu ini kemajuan besar bagi desa kami,” ungkapnya.

Melalui kolaborasi antara kampus, industri, dan pemerintah desa, program ini diharapkan menjadi model pengembangan pertanian berkelanjutan di lahan kering. Wonogiri kini menjadi contoh bahwa dengan inovasi, kerja sama, dan semangat muda, tanah tandus pun bisa berubah menjadi ladang kesejahteraan.

Secara terpisah, Ketua BEM KM Udinus Kabinet Aksa Sinergi, Luklu’un Aula, menegaskan bahwa kegiatan ini sebagai wujud nyata Tridharma perguruan tinggi. Khususnya di bidang pengabdian kepada masyarakat. “Kami ingin mahasiswa Udinus tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga hadir memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” tutupnya.