Mampu memanfaatkan passion dan ilmunya, mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bernama lengkap Muhammad Rajata Rakha Wahana memberanikan diri menjadi freelancer di bidang 3D Generalist. Dimulai dari project pertamanya yang datang melalui Facebook Community, berkat ketekunannya kini ia mengibarkan kiprahnya di platform luar negeri seperti Fiverr dan VGen.

Laki-laki yang akrab disapa Rakha itu menjelaskan bidang yang ia tekuni mencakup modeling, visualisasi produk animasi, hingga VFX. Semua itu berkaitan dengan dunia animasi 3D, sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya sebagai mahasiswa Program Sarjana Terapan Animasi Udinus.

Rakha menceritakan bahwa jejaknya sebagai freelancer dimulai dari keisengannya mengunggah portofolio di beberapa komunitas hingga berhasil mendapat banyak tawaran. Sejak tahun 2020, sudah banyak jumlah project yang dikerjakannya.

“Jumlah project dalam satu bulan sifatnya cukup fluktuatif. Dalam kondisi tertentu, saya bisa menerima sekitar 4-6 penawaran project dalam sebulan. Namun, biasanya saya lebih selektif dan memilih project yang realistis untuk dikerjakan mengingat saya juga masih berstatus sebagai mahasiswa,” tuturnya.

Tidak hanya mendapat klien dalam negeri, mahasiswa angkatan 2023 itu bahkan juga mendapat klien dari luar negeri. Hal ini menunjukkan kualitas karya pekerjaannya yang sangat baik hingga berhasil menarik perhatian masyarakat luar.

“Salah satu hal yang cukup berkesan yaitu saya belajar mengelola ekspektasi klien. Terutama klien yang terkadang mengajukan penawaran di luar batas yang realistis. Dari pengalaman tersebut, saya belajar pentingnya membuat kesepakatan yang jelas sejak awal. Seperti jumlah revisi, deadline, serta sistem pembayaran,” ungkapnya.

Peluang Bagi Mahasiswa

Menurut mahasiswa yang berhasil menyandang gelar ‘The Most Innovative Project’ dan ‘Mahasiswa Berprestasi Akademik’ pada FIK Awards 2025 itu, freelance menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa meningkatkan skill, mendapatkan pengalaman profesional yang nyata, hingga menambah pemasukan. Peluangnya bagi mahasiswa pun saat ini sangat terbuka lebar.

“Akses ke informasi, platform digital, dan komunitas sudah jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Mahasiswa memiliki keunggulan berupa waktu untuk belajar, bereksperimen, dan membangun portofolio sejak dini,” tegasnya.

Menurutnya, selama mau konsisten, terus meningkatkan skill, dan berani, peluang bagi mahasiswa akan selalu ada. Dibutuhkan pula hard skill dan soft skill yang seimbang. Selain itu, untuk mahasiswa juga bisa mengimplementasikan ilmu yang didapatkan selama berkuliah.

“Saya merasa perkembangan saya cukup signifikan setelah menjadi mahasiswa Animasi di Udinus. Materi perkuliahan yang diberikan relevan dengan kebutuhan industri. Beberapa ilmu yang paling sering saya terapkan dalam project freelance yaitu retopology, lighting, storytelling serta cinematography,” ujarnya.

Ia juga memberikan beberapa tips untuk memulai freelance. Seperti menentukan industri yang ingin ditekuni dan tidak menunda untuk memulai. Selain itu, bangunlah portofolio yang jujur dan relevan karena portofolio adalah senjata utama freelancer.

“Aktif di komunitas juga penting karena banyak peluang datang dari relasi. Saya berharap industri kreatif di Indonesia dapat terus berkembang,” tutupnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)