Tim pengabdian dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) melaksanakan kegiatan pengabdian untuk mengkaji strategi global pengelolaan pemasaran UMKM di negara berkembang. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Kemitraan Internasional (PkM-KI) tersebut menggandeng Lincoln University College (LUC), Malaysia, belum lama ini.
Kegiatan yang didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Udinus tersebut menjadi upaya nyata dalam memperluas manfaat ilmu pengetahuan terapan hingga ke kancah internasional.
Pengabdian itu dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari tiga dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Kesehatan (FKes) Udinus. Tim diketuai oleh Wikan Isthika, S.E., M.Ec., Ak., bersama dua anggota Handy Nur Cahya, S.E., MBA, dan Ratih Pramitasari, S.K.M., M.P.H. Pada pengabdian itu mereka juga didukung oleh dosen LUC yang ikut menjadi anggota tim yaitu Assistant Pro-Dean, Dayangku Azriani binti Awang Ismail.
Ketua Tim Pengabdian, Wikan, menjelaskan bahwa kegiatan yang berlangsung di Petaling Jaya, Malaysia, tersebut menyasar mahasiswa Program Sarjana Manajemen di LUC. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan praktis mengenai strategi pemasaran produk serta penetapan harga dalam bisnis rintisan, yang nantinya akan dibandingkan dengan pendekatan serupa di Indonesia.
“Melalui pendekatan edukatif ini, kami melihat adanya gap dalam kurikulum mereka, terutama terkait strategi pemasaran berbasis praktik. Oleh karena itu, kami ingin membagikan strategi pemasaran dari Indonesia untuk dijadikan bahan perbandingan yang konstruktif,” terangnya.
Pengabdian tersebut juga melibatkan tiga mahasiswa dari Program Studi Akuntansi, Manajemen, serta Kesehatan Masyarakat, sebagai bentuk implementasi dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dari Buku Ajar hingga Artikel Internasional
Lebih lanjut, Ratih menjelaskan bahwa pengabdian tersebut menghasilkan beberapa luaran nyata yang memberikan manfaat bagi kedua institusi. Di antaranya adalah buku ajar mengenai Strategi, Tantangan dan Pengaruh Budaya pada Marketing UMKM di Indonesia dan Malaysia.
“Luaran lainnya berupa artikel ilmiah pengabdian internasional yang akan menjadi panduan pembelajaran bagi mahasiswa. Kami juga membuat sejumlah video dokumentasi edukatif yang diunggah melalui kanal YouTube ‘Abdimasku’,” imbuhnya.
Selain itu, Handy menambahkan bahwa mahasiswa LUC juga mendapatkan materi terkait strategi pemasaran UMKM di Indonesia. Materi tersebut disampaikan melalui sesi presentasi yang dilanjutkan dengan diskusi studi kasus.
“Mahasiswa LUC kami libatkan langsung dalam simulasi penetapan harga produk dan juga melakukan perbandingan strategi pemasaran antara UMKM di Indonesia dan Malaysia. Kegiatan ini sekaligus menjadi proses pembelajaran timbal balik antara dua budaya,” jelas Handy.
Untuk mengukur peningkatan pemahaman mahasiswa, kegiatan tersebut dilengkapi dengan pelaksanaan pre-test dan post-test. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, yang menjadi indikator keberhasilan dari pendekatan edukatif yang diterapkan.
“Sementara itu, untuk menjamin keberlanjutan program pengabdian ini, kami juga melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Implementation Agreement (IA) sebagai dasar kerja sama lanjutan antar kedua institusi,” pungkas Handy. (Humas Udinus/Penulis: Haris. Foto: Humas Udinus)