Seiring berjalannya waktu dan di tengah majunya teknologi digital, dunia animasi berkembang semakin pesat. Mohammad Vieyo Naufal Zarrar Daffa, mahasiswa Program Sarjana Terapan Animasi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) percaya bahwa animasi menjadi salah satu pasar digital terbesar di masa depan.
“Dengan kemajuan teknologi, animasi akan semakin banyak digunakan di berbagai media. Seperti film, iklan, game. Meskipun di Indonesia, animasi masih tergolong langka, tetapi memiliki demand yang besar. Ada potensi untuk berkembang yang sangat besar,” ujar mahasiswa yang akrab disapa ‘Vieyo’ itu.
Vieyo mengakui bahwa ketertarikannya di bidang animasi sudah muncul sejak dirinya masih kecil. Baginya, dunia animasi bisa membawa imajinasi ke dalam bentuk visual yang hidup. Itulah yang membuatnya akhirnya menekuni bidang tersebut dan memutuskan untuk melanjutkan studi di Udinus.
Hingga kini, mahasiswa kelahiran tahun 2004 itu masih terus produktif dalam berkarya. Beberapa karya animasinya bahkan berhasil memenangkan kejuaraan. Di antaranya animasi berjudul ‘Heartless Smoker’ yang berhasil meraih Juara 1 Novejam Game Developer Nasional 2025. ‘Homepia’ yang berhasil meraih Juara 1 Lomba Film Animasi DIsperindag 2024, ‘Khodams Theater’ yang berhasil meraih Top 10 Gamefest Nasional Kominfo 2024.
“Saya juga mengerjakan freelance untuk company profile, iklan, dan animasi lainnya, serta menjadi pengajar les animasi dan beberapa kali diundang menjadi narasumber. Saya pernah menjadi narasumber di ‘Nickelodeon IP Workshop Backyard Dragons and The Twins 2022’, ‘Inspiring Talk di Rus Animation Kudus 2025’, dan juga Animasi Campus 3D Workshop pada tahun 2024,” jelasnya.
Keterampilan yang Dibutuhkan
Dengan berbagai pengalamannya di dunia animasi, laki-laki kelahiran Yogyakarta itu mengungkapkan kreativitas dan storytelling menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan. Apalagi, di tengah maraknya penggunaan Artificial Intelligence (AI) di berbagai aspek yang berkaitan dengan teknologi digital.
“AI memang bisa membantu produksi, tetapi tidak bisa menggantikan sentuhan manusia dan kepekaan emosional dalam cerita. Animator akan punya keunggulan tersendiri, seperti rasa, perspektif, dan orisinalitas,” tegasnya.
Lebih lanjut, mahasiswa yang kini menjabat sebagai Ketua PSDM di Biro Animasi Udinus itu juga menyebutkan bahwa pentingnya memahami kemampuan teknis dan komunikasi visual. Tak kalah penting, animator juga harus adaptasi teknologi agar tetap relevan dan kompetitif.
Menurutnya, berkuliah di Udinus juga menjadi salah satu upayanya untuk semakin berkembang di bidang ini. Mahasiswa angkatan 2023 itu mengaku sangat terbantu karena fasilitas yang lengkap, hingga lingkungan yang suportif. Bahkan dosen-dosen yang berpengalaman mampu menggiringnya selangkah lebih maju dengan projek dan pembelajaran yang diberikan.
“Target saya adalah membuat lebih banyak film animasi dan game, dan menembus platform besar seperti Netflix. Saya ingin membangun animation series yang bisa dikenal secara internasional, tapi tetap membawa identitas budaya Indonesia. Saya ingin ikut serta membangun industri tanah air agar semakin berkembang,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)