Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) tambah wawasan mahasiswa mengenai keselamatan ketenagalistrikan. Komitmen itu ditunjukkan dengan diselenggarakannya Seminar Kelistrikan oleh Occupational Health and Safety Forum (OHSF) Udinus bersama PLN UP2D Jateng dan DIY, pada Rabu (28/05

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Program Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Udinus, Dr. Eti Rimawati, S.K.M., M.Kes. Didampingi oleh Kepala Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Udinus, Izzatul Alifah Sifai, S.K.M., M.P.H., bersama Dosen Peminatan K3 Udinus, Bayu Yoni Setyo Nugroho, M.P.H., dan Ratih Pramitasari, S.K.M., M.P.H.

Dalam sambutannya, Eti Rimawati menyebutkan bahwa kegiatan ini mengusung nama ‘Seminar K3 Ketenagalistrikan’. Tema tersebut dipilih karena relevan untuk membahas aspek keselamatan dalam bekerja dengan instalasi dan sistem kelistrikan. 

“Hal itu mencakup prosedur kerja aman, perlindungan terhadap bahaya listrik, penggunaan alat pelindung diri, serta pemahaman resiko dan pencegahan kecelakaan kerja di bidang kelistrikan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Kaprodi Kesmas Udinus menjelaskan bahwa seminar kelistrikan ini dihadiri oleh 163 peserta yang merupakan mahasiswa FKes. Secara khusus, seminar ditargetkan untuk mahasiswa yang mengambil peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

“Melalui kegiatan ini, mahasiswa diberikan gambaran dunia profesi khususnya bidang keselamatan kelistrikan. Selain itu, ini juga merupakan bentuk kerja sama antara program studi dengan industri atau praktisi yang berfungsi menunjang kebutuhan kesiapan kerja mahasiswa,” jelasnya.

Menghadirkan Praktisi dari Industri 

Pada seminar itu, terdapat praktisi yang dihadirkan untuk memberikan materi, yaitu Team Leader Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Keamanan, PT PLN UP2D Jateng DIY, Dedi Rustawan, S.T. Paparan materi yang disampaikan tentang keselamatan ketenagalistrikan masyarakat umum dan PLN Mobile. 

Dalam pemaparannya, Dedi menuturkan bahwa jarak aman pohon dan bangunan dari jaringan listrik adalah 3 meter. Adapun hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan karena dapat mendatangkan bahaya seperti membakar sesuatu di bawah jaringan listrik. Api dari pembakaran dapat melukai jaringan dan berisiko terputusnya konduktor. 

“Hal ini menyebabkan bahaya di sekitar dan berisiko mengaliri arus listrik ke manusia jika ada di bawahnya. Selain itu, jangan memasuki atau menyentuh bangunan atau alat yang bertanda bahaya karena beresiko tersengat tegangan listrik yang berpotensi mengalami luka bakar hingga kematian,” tegasnya.

Dedi juga menegaskan untuk tetap memperhatikan keselamatan listrik di rumah dengan tidak melakukan kegiatan berbahaya seperti menumpuk steker, memegang peralatan listrik dalam kondisi tangan basah, dan memegang kabel yang terkelupas.

Menumbuhkan Budaya K3

Manager PT PLN UP2D Jateng & DIY, Munawir Hakim, S.T., M.M., QIA, QRMP., mengapresiasi seminar itu. Menurutnya, ini merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya keselamatan kerja di bidang kelistrikan karena beresiko tinggi. Sekaligus menumbuhkan budaya K3 sejak dini.

“Seminar ini juga menjadi sarana menjembatani dunia akademik dengan industri, khususnya PLN guna menciptakan sumber daya manusia yang kompeten, siap kerja, dan peduli terhadap keselamatan,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Humas FKes)