Menurut James Hartojo, ilmu-ilmu secara akademik yang selama ini ia dapatkan di bangku perkuliahan memang membantu dan dapat digali lebih mendalam secara mandiri. Namun, soft skill turut membantu alumni Program Sarjana Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) itu terjun ke dunia profesional.
“Seperti public speaking, etika, dan manajemen waktu. Hal tersebut banyak saya dapatkan dari pengalaman organisasi di DPM FIK (Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer),” tuturnya.
Selama berkuliah, laki-laki yang akrab disapa ‘James’ itu memang dikenal sebagai sosok yang aktif. Bersama Tim Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPKO) DPM FIK pada tahun 2023, ia berhasil meraih juara kedua kategori Manajemen Kerja Terinovatif tingkat nasional saat Abdidaya Ormawa.
Dari segi akademik, James tak kalah unggul. Mengikuti Wisuda periode ke-83 pada Februari 2025, ia lulus sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3.98. Dua bulan setelah kelulusannya, laki-laki kelahiran 2003 itu resmi diterima kerja di Rumah Sakit Umum (RSU) William Booth Semarang sebagai full stack IT programmer.
“Role utama saya adalah programmer. Berfokus dalam pengembangan aplikasi web Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), membuat website penunjang unit, dan pemeliharaan kevalidan data pada database serta hardware rumah sakit,” jelasnya.
Alumni lulusan tahun 2025 itu mengaku senang dan sangat bersyukur dapat bekerja tak lama setelah lulus. Meskipun ada berbagai tantangan yang dirasakan saat transisi ke dunia kerja. Di dunia kerja, bukan lagi tentang nilai yang bagus, tetapi performa nyata dan terikat dengan tanggung jawab serta target.
“Khususnya di rumah sakit ini merupakan tantangan baru bagi saya karena sebagai IT harus mengetahui seluruh alur bisnis. Administrasi yang kompleks dan tidak pernah saya tau sebelumnya, serta cara kerja dengan seluruh user berbagai umur dan kategori. Produk yang dibuat harus memikirkan point user-friendly, responsivitas, dan keefisienan,” akunya.
Pentingnya Balance Skill
Lebih lanjut, James juga membeberkan strateginya untuk persiapan dunia profesional. Yaitu keseimbangan antara hard skill dan soft skill. Hard skill bisa dipelajari secara otodidak. Namun, softskill terbentuk dari keseharian.
“Lakukan yang terbaik di segala hal kecil maupun besar. Capai prestasi setinggi mungkin selagi bisa,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa jalinan relasi harus diimbangi dengan kapasitas diri yang memadai. Selain itu, James mengungkapkan bahwa perjalanan kariernya tak lepas dari bekal di Udinus.
“Berbagai ilmu, pengalaman, relasi, dan skill yang membentuk karakter dan value saya. Tanpa poin-poin tersebut yang saya dapatkan di universitas mungkin saya tidak akan bisa lolos sampai di titik ini,”
Ke depannya, ia berkomitmen untuk terus menambah pengalaman, meningkatkan skill, serta mencapai jenjang karier sebaik mungkin. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)